Kulit dan Daun Singkong Sebagai Campuran Bahan Pakan Unggas

Jumat, 11 November 2022 14:11 Podomoro Feedmill

Saat ini pemanfaatan kulit singkong dan daun singkong segar sebagai pakan ternak hanya dilakukan dalam jumlah terbatas dikarenakan...

Salah satu alternatif untuk mengatasi import pakan unggas adalah dengan memanfaatkan bahan baku lokal, seperti singkong. Singkong merupakan makanan pokok ketiga masyarakat Indonesia, selain padi dan jagung, juga merupakan tanaman berumur panjang yang sangat mudah tumbuh di daerah tropika dan mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi namun sensitif terhadap suhu rendah.

 

Pemanfaatan Kulit dan Daun Singkong Terbatas

 

Menurut para ahli, kulit singkong mengandung bahan organik berupa karbohidrat, protein, lemak dan mineral, dan kandungan protein pada daun singkong berkisar antara 20 - 36% dari bahan kering. Berdasarkan data tersebut maka kulit dan daun singkong mempunyai potensi sebagai pakan sumber protein. Saat ini pemanfaatan kulit singkong dan daun singkong segar sebagai pakan ternak hanya dilakukan dalam jumlah terbatas dikarenakan kulit dan daun singkong mengandung asam sianida (HCN) yang bersifat racun. Salah satu pengolahan yang dapat menurunkan kandungan sianida dalam daun dan kulit singkong adalah dengan cara proses fermentasi.

 

Metode Fermentasi

 

Metode fermentasi merupakan salah satu metode yang direkomendasikan untuk menghilangkan kandungan senyawa sianida dalam kulit singkong (Stephanie dan Purwadaria, 2013). Melalui proses fermentasi, asam sianida dalam kulit dan daun singkong yang berada dalam bentuk ikatan glikosida terhidrolisis dan akan terurai menjadi glukosa, aseton dan HCN. Seperti yang telah dilaporkan oleh Almasyhuri (2013) bahwa kandungan sianida dalam singkong pahit mengalami penurunan 100 persen dengan fermentasi menggunakan Rhizopus oryzae.

 

Proses Fermentasi Kulit dan Daun Singkong 

 

Daun dan kulit singkong dibersihkan, dicacah dan dihaluskan, kemudian dikukus selama 15 menit atau sampai matang, lalu bahan didinginkan. Selanjutnya proses fermentasi dilakukan dengan mencampurkan ragi dan gula pasir dengan limbah ikutan tanaman singkong yang telah dikukus dan didinginkan. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam toples plastik dan ditutup rapat kemudian didiamkan/inkubasi selama waktu tertentu. Hasil penelitian Hermanto et al. (2017), proses fermentasi terbaik yang dapat menurunkan kadar asam sianida (HCN) dan menaikkan kadar protein pada kulit maupun daun singkong dengan melakukan fermentasi pada limbah ikutan tanaman singkong tersebut selama 4 (empat) hari dengan konsentrasi ragi tape dan gula sebesar 0,5 %.

 

Adapun Bagan proses pemanfaatan limbah (daun dan kulit singkong) sebagai bahan pakan ternak unggas :

 

Cara pembuatan daun dan kulit singkong sebagai bahan pakan unggas 

 

Gambar 1. Bagan proses pemanfaatan limbah (Daun dan Kulit Singkong) Sebagai bahan pakan ternak unggas (Hermanto et al., 2017).

 

Pembuatan Pakan Unggas

 

Pada tahapan ini dibuat pakan ayam dari kulit dan daun singkong yang sudah difermentasi (dengan  ragi tape 0.5 % selama 4 hari) ditambah dengan bahan-bahan lain yang merupakan bahan dasar untuk pakan unggas (feed basal), yang terdiri dari : tepung ikan, tepung jagung, dedak dan vitamin.

 

Adapun perbandingan jumlah kulit dan daun singkong yang sudah difermentasi untuk bahan baku pembuatan pakan ayam adalah menggunakan substrat kulit singkong 75 % dan daun singkong 25 %.

 

Masing-masing bahan dicampur dengan jumlah sesuai perbandingan (80%), kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan lainnya (feed basal). Penambahan feed basal hanya 20% dari berat total bahan.

 

Adapun formula yang ditetapkan untuk semua perlakuan tersebut adalah :

1. Formula pertama : 75 % Kulit singkong + 25% daun singkong fermentasi dicampur menjadi 100%, kemudian ambil 80% untuk di campur formula feed basal (20%).

2. Formula feed basal : 37 % tepung jagung + 30% tepung ikan + 31% dedak + 2% vitamin dicampur menjadi 100%, ambil 20% campuran feed basal untuk di campur formula pertama (80%).

 

Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur sampai merata, selanjutnya digiling dan dicetak (pellet) kemudian dikering dan anginkan. Dalam penelitian Hermanto (2019) sudah dilakukan uji mutu pakan sesuai SNI 01-3931-2006 Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Akhir (Brolier Finisher).

 

Berikut tabel perbandingan kualitas pakan komersil dengan pakan buatan

 

Perbandingan kualitas ransum  

 

Berikut data hasil kenaikan bobot ayam (gram) dari umur 20 hari s/d 35 hari

 

Kenaikan bobot badan ayam 

 

Formula pakan unggas dengan perbandingan substrat kulit singkong 75 % dan daun singkong 25 % dengan hasil analisa kadar protein kasarnya 18,15 %. Rata-rata kenaikan bobot berat ayam selama 15 hari dari pakan buatan ayam berbasis limbah kulit dan daun singkong adalah sebesar 40,89 % dan rata-rata kenaikan bobot berat ayam yang diberi makan pakan ayam komersil adalah sebesar 49,49 %.  Semoga bermanfaat.