Tips Atasi Kanibalisme Pada Pullet

  • Rabu, 24 April 2024 09:04
  • Podomoro Feedmill
Sifat ini dapat membuat ayam melukai tubuhnya sendiri dengan cara mematuk. Lebih parahnya lagi, ayam dengan sifat ini juga dapat memakan telurnya sendiri. Tanda dari.....

Tak hanya hewan buas ternyata ayam juga melakukan kanibalisme terhadap ayam lainnya. Kanibal merupakan salah satu sifat alami yang dimiliki oleh ayam yang hidup di alam untuk bisa bertahan hidup. Apakah kamu sedang budidaya ayam di rumah? Jika iya, maka peternak harus bisa memahami apa penyebab dan cara mengatasi ayam kanibal secara efektif.

Dengan memelihara ayam secara intensif, maka peternak bisa menghilangkan sifat buruk ayam yang satu ini. Sifat kanibalisme pada ayam harus segera dicegah dan tentu saja diatasi agar tidak membahayakan hewan ternak kamu dan menimbulkan kerugian di kemudian hari.

 

Apa Penyebab Ayam Menjadi Kanibal?

 

Sifat ini dapat membuat ayam melukai tubuhnya sendiri dengan cara mematuk. Lebih parahnya lagi, ayam dengan sifat ini juga dapat memakan telurnya sendiri. Tanda dari ayam yang memiliki sifat ini adalah ditemukannya luka-luka pada tubuh ayam. Berikut adalah hal-hal yang menyebabkan ayam menjadi kanibal:

 

1.      Kepadatan Kandang

 

Ketika pindah kandang, ayam akan beradaptasi kembali dengan lingkungan kandang yang baru. Kandang yang panas akan mengakibatkan ayam menjadi stres panas (heat stress). Panas tersebut diakibatkan oleh suhu dan sirkulasi udara yang buruk. Selain itu juga dipengaruhi oleh kepadatan kandang yang tinggi. Jika stres akibat panas, ayam akan cenderung mematuk.

 

2.      Ukuran Partikel Pakan Dan Sediaan Pakan

 

Ayam grower sebaiknya diberikan pakan dengan jenis crumble dengan ukuran partikel berdiameter 1-2 mm unuk menstimulir organ pencernaan bekerja dengan optimal terutama tembolok dan gizzard.

 

3.      Kekurangan Serat Kasar Dan Garam

 

Jika ayam kekurangan serat kasar dalam pakan, maka ayam akan cenderung mematuk bulunya. Nutrien yang mempengaruhi perilaku kanibalisme ialah kekurangan garam (NaCl).

 

4.      Waktu Pemberian Pakan

 

Waktu pemberian pakan yang tidak teratur juga dapat memicu ayam memiliki sifat kanibalisme.

 

5.      Infestasi Ektoparasit

 

Adanya ektoparasit di luar tubuh ayam seperti tungau, caplak, dan kutu akan mengakibatkan ayam merasa gatal dan mematuk bulu di tubuhnya sampai berdarah. Hal ini dapat memicu ayam lain di kandang menjadi kanibalisme.

 

6.      Keseragaman Ayam

 

Ayam dengan umur atau bobot yang tidak seragam dalam satu kandang mengakibatkan persaingan konsumsi pakan yang tinggi. Ayam yang kecil inilah yang akhirnya akan kekurangan nutrisi dan dapat menimbulkan perilaku mematuk bulu sendiri bahkan kanibalisme terhadap ayam lain.

 

Selain itu, umur yang tidak seragam dalam kandang akan mengakibatkan ayam yang lebih tua cenderung menyerang ayam lebih muda. Hal ini bisa berakibat fatal jika terjadi luka berdarah karena akan memancing ayam lain untuk menyerang.

 

Tips Atasi Kanibalisme Pada Pullet

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanibalisme antara lain :

 

1.      Atur Kepadatan Ayam Sehingga Mengurangi Tingkat Persaingan.

 

Kandang yang terlalu padat akan meningkatkan kompetisi dalam mendapatkan ransum, air minum maupun oksigen. Kompetisi ini akan memunculkan ayam yang kalah dan menang sehingga pertumbuhannya menjadi tidak seragam. Kepadatan ayam petelur saat masa grower (4-10 minggu) sebaiknya 12 ekor/m² (ISA Management Guide, 2015). Kepadatan kandang hendaknya diatur untuk meminimalkan kompetisi dan perilaku kanibal pada ayam.

 

2. Perhatikan Ukuran Partikel Dan Bentuk Sediaan Pakan

 

Pakan grower sebaiknya diberikan dengan struktur yang kasar dengan jenis crumble. Perhatikan pula pergantian bentuk pakan dari fase starter ke fase grower. Pergantian dilakukan secara bertahap selama 1 minggu untuk mengurangi tingkat stres pada ayam. Persentase pergantian pakan 75% : 25%, 50% : 50%, 25% : 75%, 100%.

 

3. Perbaiki Nutrisi Pakan.

 

Jika ayam kekurangan nutrisi terutama garam atau serat kasar, maka bisa ditambahkan bahan baku yang mengandung serat tinggi berupa dedak, bungkil inti sawit atau DDGS ke dalam pakan. Jika kekurangan garam, maka bisa ditambahkan garam dapur dalam formulasi pakan dengan penggunaan maksimal 2%.

 

4. Penimbangan Rutin

 

Lakukan penimbangan rutin untuk memantau pencapaian bobot badan ayam sesuai target pemeliharaan. Pisahkan ayam dengan bobot atau umur berbeda di kandang yang berbeda. Sedangkan ayam dengan bobot badan yang berbeda, masih bisa ditempatkan di kandang yang sama namun diberikan sekat agar tidak bercampur.

 

5. Potong Paruh (Debeaking)

 

Potong paruh selain bertujuan untuk efisiensi pakan, juga meminimalisir agar ayam tidak kanibal. Potong paruh bisa dilakukan pada umur 8-10 hari dan bisa diulangi di umur 8-10 minggu.