Tips Puyuh Tetap Optimal di Musim Hujan

Jumat, 26 November 2021 15:11 Podomoro Feedmill

Berikut tips agar puyuh tetap sehat dan produksi optimal di musim hujan.

Datangnya musim hujan, peternak (puyuh) akan menghadapi tantangan pemeliharaan yang signifikan. Seperti, curah hujan yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas air minum dan meningkatnya agen penyakit (virus, bakteri, protozoa, dan jamur) di peternakan. Hal tersebut mengakibatkan puyuh terserang penyakit dan melemahnya produksi telur. Untuk mengatasi hal tersebut, berikut tips agar puyuh tetap sehat dan produksi optimal di musim hujan.

 

 

 

1.  Mempertahankan Kondisi Puyuh Tetap Optimal

 

Untuk mempertahankan kondisi puyuh tetap sehat dan optimal, maka peternak wajib melakukan vaksinasi, pemberian antibiotik, dan suplementasi multivitamin.

 

a. Program vaksinasi puyuh harus disesuikan dengan kondisi setempat. Selain itu, pemberian vaksin harus tepat dengan dosis vaksin seragam, dan diberikan pada puyuh yang sehat.

b. Cleaning program bertujuan untuk membunuh bibit penyakit yang sedang dalam masa inkubasi (jangka waktu antara bibit penyakit masuk hingga menimbulkan gejala klinis). Pemberian antibiotik spektrum luas dapat dilakukan selama 3-5 hari sebelum terserang penyakit (melihat sejarah outbreak sebelumnya).

c. Suplementasi untuk puyuh bertujuan mengurangi stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh puyuh, serta menjaga produktivitas optimal. Jenis suplemennya terdiri dari multivitamin, mineral, asam amino, dan imunostimulan.

d. Tingkatkan kandungan nutrisi pada pakan, karena saat cuaca dingin puyuh cepat lapar.

 

2. Meminimalkan Bibit Penyakit

 

Biosecurity merupakan hal penting dari proses meminimalkan bibit penyakit. Tanpa penerapan biosecurity yang baik, maka populasi bibit penyakit akan terus meningkat.

 

a. Upaya menjaga kebersihan meliputi sanitasi dan desinfeksi kandang dan peralatan. Seperti pembersihan tempat minum dan tempat pakan. Selain itu, bersihkan dan buang feses yang menumpuk setiap hari setelah pemberian pakan dan air minum.

b. Pengendalian hewan liar dan agen/vektor penyakit yang dapat menyebarkan bibit penyakit bahkan dapat memakan telur puyuh. Jika memang diperlukan pestisida, maka dapat dilakukan sebijaksana mungkin karena penggunaan yang tidak sesuai  akan meracuni puyuh (toksik).

c. Puyuh sakit merupakan sumber penularan bibit penyakit yang utama, sebaiknya segera dipisahkan dari puyuh sehat. Sedangkan puyuh yang mati segera dikeluarkan dari kandang dan dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.

 

3. Kondisi Lingkungan Kandang Nyaman

 

Kondisi lingkungan yang nyaman meliputi kecukupan udara, air, dan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas.

 

a. Membuat ventilasi yang cukup untuk puyuh sangat diperlukan. Biarkan sinar matahari masuk ke kandang pada pagi dan siang hari secara rutin agar burung puyuh mendapatkan vitamin D dan oksigen. 

b. Air minum harus selalu tersedia atau adlibitum.

c. Pencahayaan optimal pada puyuh fase layer perlu diperhatikan. Pencahayaan dapat diberikan 15 jam setelah semua puyuh bertelur (masa produksi). Ketika gelap (mendung) terlalu cepat, dapat dipertimbangkan untuk menyalakan lampu lebih awal.

d. Hindarkan puyuh dari suasana bising karena akan membuat puyuh stres.

e. Jumlah ideal puyuh dalam setiap bok kandang maksimal 40 ekor. Sementara untuk satu kandang berbentuk baterai, idealnya sekitar 15 ekor.

f. Pada musim penghujan, gunakan kain/paranet penutup agar angin yang masuk tidak berlebihan, terutama pada malam hari.

 

 

 

 

4. Melakukan Pengamatan Kesehatan Puyuh

 

Pengamatan kesehatan puyuh harus dilakukan setiap saat, yaitu saat pemberian pakan dan air minum, membersihkan feses (kotoran), memberikan vaksin, atau kegiatan rutin lainnya.

Budidaya puyuh memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Agar potensi tersebut dapat dicapai tentunya peternak wajib memperhatikan keseimbangan program kesehatan yang tepat dan terciptanya lingkungan yang nyaman. Semoga bermanfaat. 

Baca juga : https://podomorofeedmill.com/info/mengapa-recording-di-peternakan-penting

Bagikan :