Tengok Limbah Peternakan Ayam

  • Senin, 17 Januari 2022 10:01
  • Podomoro Feedmill
Berikut beberapa limbah peternakan yang masyarakat perlu ketahui, tidak hanya dari segi negatif tapi juga positifnya...

Usaha peternakan ayam pasti memiliki risiko masalah sosial jika lokasi peternakan berdekatan dengan pemukiman. Risiko masalah sosial dapat muncul dari limbah yang dihasilkan. Namun, tidak sepenuhnya limbah dari peternakan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika diolah dan diatasi dengan benar.  Berikut beberapa limbah peternakan yang masyarakat perlu ketahui, tidak hanya dari segi negatif tapi juga positifnya.

 

Peternakan ayam 

 

1. Polusi Udara (Bau Kandang)

 

Limbah peternakan ayam boiler berupa feses dan sisa pakan kandang mampu menimbulkan baukandang. Bau kandang dapat mudah terbentuk dari tumpukan kotoran yang masih basah. Bau tersebut dapat tercium dengan mudah walau dalam konsentrasi yang sangat kecil. Bau tersebut berasal dari kandungan gas amoniak (NH3) yang tinggi dan gas hidrogen sulfida (H2S), dimetil sulfida, karbon disulfida dan merkaptan (Rachmawati, 2000).

 

2. Tingginya Populasi Lalat

 

Masalah kedua yang dapat timbul dari suatu usaha peternakan adalah kontaminasi lalat, baik di dalam lokasi kandang itu sendiri, maupun di lingkungan masyarakat sekitar kandang. Keberadaan lalat kadang diabaikan oleh peternak, namun suatu saat adanya lalat ini dapat membuat peternak pusing dan kebingungan untuk mengusir maupun mengatasinya. Terlebih pada waktu musim hujan dimana ditemukan sekawanan lalat dalam jumlah banyak.  

 

3. Kotoran Ayam dan Sekam

 

Secara umum, yang termasuk ke dalam jenis limbah kotoran ayam ada 3 macam, yaitu limbah kotoran/feses murni, limbah kotoran campur sekam, dan limbah sekam saja. Sampai saat ini limbah kotoran ayam lebih banyak dijual langsung dalam bentuk segar. Jadi, kotoran ayam dari kandang langsung dijual ke petani tanpa diolah terlebih dahulu. Sebaiknya limbah kotoran yang dihasilkan bisa diolah terlebih dahulu, sehingga manfaat dan nilai jualnya menjadi lebih tinggi.

 

Alternatif pengolahan limbah kotoran ayam seperti dengan cara diayak, dijadikan pupuk bokashi (fermentasi), dan menjadi biogas.

 

4. Limbah Padat (Botol Bekas Vaksin) 

 

Prosedur pembuangan limbah padat seperti botol bekas vaksin yang benar adalah dengan cara dimasukkan dalam wadah tersendiri kemudian dikubur untuk mencegah terjadinya pencemaran.

  

5. Bulu Ayam

 

Bulu ayam merupakan salah satu limbah industri pemotongan unggas yang belum banyak dimanfaatkan. Sebagian kecil pemanfaatannya adalah sebagai bahan untuk membuat kemoceng, pengisi jok, pupuk tanaman, kerajinan tangan dan dapat digunakan sebagai pakan ternak karena memiliki kadar protein yang tinggi

 

Meskipun kadar protein bulu ayam mencapai 80-90% akan tetapi protein tersebut tersusun dari protein keratin yang sulit dicerna oleh unggas (Kim & Patterson 2000, Zerdani et al. 2004). Sehingga perlu pengolahan secara intensif jika dimanfaatkan sebagai pakan ternak.  

6. Cangkang Telur

 

Pada industri besar, cangkang telur dapat menjadi limbah yang harus segara diolah atau dimanfaatkan. Diantaranya cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dan bahan pakan ternak. Kandungan kalsiun yang tinggi sekitar 90%, maka sangat baik sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Selain itu cangkang telur mengandung komposisi lengkap sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak.

 

7. Air Bekas Cuci Kandang 

 

Air buangan berasal dari cucian tempat pakan dan minum ayam serta keperluan domestik lainnya. Jumlah air buangan ini sedikit dan biasanya terserap ke dalam tanah serta tidak berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitar.

 

Usaha peternakan sebaiknya memiliki izin usaha yang lengkap, tidak kalah pentingnya adalah memilih lokasi peternakan yang tidak berdekatan dengan pemukiman masyarakat untuk meminimalisir risiko masalah sosial. Semoga bermanfaat. 

Baca juga : https://podomorofeedmill.com/info/cara-inseminasi-buatan-pada-ayam