Syarat Penting Mesin Penetas Telur Ayam
Telur ayam memiliki periode pengeraman selama 21 hari dan bisa menetas menggunakan inkubator (mesin pengeram/penetas) khusus dan diawasi, atau menggunakan ayam betina. Sebelum telur yang ditetaskan masuk ke dalam mesin penetas, peternak perlu memperhatikan beberapa persayaratan berikut ini.
1. Suhu Penetasan Telur Ayam
Agar embrio di dalam cangkang telur dapat berkembang secara maksimal, maka peternak untuk selalu memperhatiakan suhu di dalam mesin penetas. Usahakan agar peternak selalu mengatur suhu di dalam kandang dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan suhu jenis telur yang diternakan. Hal ini dikarenakan suhu untuk penetasan telur di setiap jenis unggas berbeda-beda. Suhu penetasan telur bebek 37,78 - 39,44 °C, untuk suhu penetasan telur ayam antara 38,33 - 40,55 °C, puyuh 35 °C, dan walet 32,22 - 35 °C.
Usahakan peternak telah mengatur suhu di dalam mesin penetas sebelum telur - telur tetas tersebut dimasukkan. Pengontrolan suhu penetasan yang kurang diperhatikan dapat menggagalkan proses penetasan telur (tidak menetas).
2. Kelembaban Mesin Tetas
Selama proses penetasan berlangsung, tentu diperlukan adanya kelembaban udara yang sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan embrio. Kelembaban telur ayam pada saat penetasan awal sekitar 52 - 55 %, dan kelembaban selanjutnya 60 - 70 %. Untuk bebek suhu kelembaban minggu pertama 70 %, minggu kedua yakni 60 - 70 %. Puyuh minggu pertama 55 - 69 %, minggu selanjutnya 65 % dan untuk burung walet 65 - 70 %. Selain dengan memperhatikan suhu pada ruang mesin tetas, peternak juga harus memperhatikan kelembaban udara.
Mengapa kelembaban di dalam mesin penetas sangatlah penting? Karena kelembaban ini mempengaruhi proses metabolisme kalsium (Ca) pada embrio. Saat kelembaban di dalam mesin penetas tinggi, perpindahan Ca dari kerabang telur ke tulang - tulang dalam perkembangan embrio akan lebih banyak.
Biasanya kelembaban ini diatur dengan pemberian air yang telah dimasukan ke dalam wadah ceper. Kemudian wadah yang berisikan air tersebut dimasukan ke dalam mesin penetas. Adanya kelembaban udara ini berasal dari penguapan air yang ada di dalam wadah.
3. Ventilisasi
Agar peternak memperoleh perkembangan telur yang normal, maka embrio yang ada di dalam cangkang telur membutuhkan oksigen dan karbondioksida. Proses keluar masuknya udara ini terjadi melalui pori - pori kerabang telur. Maka dari itu di dalam mesin penetas harus tersedia oksigen yang cukup, sehingga pertukaran udara sangat diiperlukan.
Kebutuhan oksigen ini berasal dari lubang ventilasi yang ada di mesin penetas. Fungsi dari lubang ini berfungsi untuk siklus pertukaran antara oksigen dan kabondioksida. Semoga bermanfaat.