Strategi Pengendalian Amonia Kandang Ayam
Lingkungan kandang dengan kondisi bau menyengat biasanya disebabkan oleh kandungan gas amonia yang terlalu tinggi. Peternak dapat menekan kadar amonia pada level serendah mungkin agar produktivitas ayam tidak terganggu. Kadar amonia yang aman dan belum menimbulkan gangguan pada ayam ialah <20 ppm. Beberapa tindakan sebagai strategi mengendalikan amonia adalah sebagai berikut.
1. Kontrol Kadar Garam dan Protein
Biasanya untuk peternak self mixing, berikan pakan dengan kandungan zat nutrisi yang sesuai terutama kandungan protein kasar dan garam. Tindakan yang perlu dilakukan adalah tidak memberikan pakan dengan kandungan garam dan protein berlebih pada ayam. Selain itu, pastikan asupan pakan juga sesuai dengan standar kualitas pakan.
Protein yang berasal dari pakan akan dicerna dan dimetabolisme hingga menghasilkan zat sisa berupa urea dan asam urat yang dibuang bersama dengan feses. Urea dan asam urat mengandung unsur nitrogen (N) yang akan diubah menjadi amonia (NH₃ berbentuk gas) atau amonium (NH₄₊ yang terlarut dalam feses) oleh bakteri pengurai di lingkungan.
2. Manajemen Litter (Sekam)
Litter yang digunakan sebagai alas kandang harus kering, tidak berdebu dan mampu menyerap air secara optimal. Ketebalan litter juga perlu diperhatikan yaitu 8 - 12 cm (kandang postal) dan 5 - 8 cm (kandang panggung). Pada masa brooding, perlu dilakukan pembolak-balikan litter secara teratur (3–4 hari sekali) untuk menghindari litter menggumpal. Apabila banyak litter yang menggumpal dan sangat lembap, maka perlu dilakukan penambahan litter baru yang telah ditaburi kapur terlebih dahulu agar cepat kering. Setelah itu baru ditumpuk dengan litter yang baru.
3. Pengaturan Kepadatan Kandang
Kepadatan kandang perlu diatur supaya tidak terlalu penuh (sesak). Idealnya kepadatan kandang untuk ayam pedaging adalah 15 kg/m² atau setara 6 - 8 ekor dan 12 - 14 ekor/m² untuk ayam petelur grower.
4. Kontrol Suhu dan Kelembapan Kandang
Suhu udara di dalam kandang yang terlalu panas dapat diturunkan dengan bantuan blower (kipas angin). Pemasangan blower harus memperhatikan beberapa hal seperti arah aliran angin, kecepatan angin, volume ruangan kandang, dan populasi ayam. Sirkulasi udara dalam kandang juga perlu diperhatikan dengan melakukan manajemen buka tutup tirai, mengatur jarak antar kandang, serta menambah penggunaan blower atau fan (kipas). Selain itu kandang closed house dapat menjadi solusi karena dapat mengatur suhu dan kelembapan dalam kandang serta mengeluarkan gas beracun dari kandang.
5. Manajemen Pengandalian Feses
Supaya feses (kotoran) menjadi lebih kering dapat ditambahkan bahan-bahan yang dapat mengikat air dalam feses seperti penambahan zeolit atau kapur 1-3%. Selain itu, untuk menurunkan kadar amonia bisa ditambahkan bahan tertentu yang dapat mengikat amonia.
Tingginya kadar amonia akan berdampak buruk bagi kesehatan dan produktivitas ternak. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk mengendalikan kadar amonia. Semoga bermanfaat.