Rabu, 14 Juli 2021 09:07 Podomoro Feedmill
Sendi ayam yang bengkak (radang sendi) dapat disebabkan oleh agen infeksi bakteri maupun virus. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan radang sendi yakni Mycoplasma synoviae. Sedangkan yang diakibatkan oleh virus yaitu Reovirus. Bagaimana ayam terinfeksi bakteri Mycoplasma synoviae, gejala hingga cara pengobatannya?
Mycoplasma synoviae (M. synoviae)
Mycoplasma adalah genus bakteri yang tidak memiliki dinding sel. Kasus serangannya disebut dengan mycoplasmosis, kasus yang dominan adalah CRD atau ngorok. Penyebabnya adalah spesies Mycoplasma gallisepticum (MG). Selain MG, terdapat spesies Mycoplasma lain yang lebih spesifik menyerang bagian sendi kaki ayam, yaitu Mycoplasma sinoviae (M. synoviae). Kasus serangannya disebut infeksi synovitis (radang sendi). Mycoplasma sinoviae dapat menyerang ayam pada umur 1-4 minggu. Masa inkubasinya bervariasi antara 2-21 hari.
Morbiditas (angka kesakitan) dari ayam yang terinfeksi M. synoviae bisa mencapai 90-100%, tetapi yang memperlihatkan radang sendi umumnya hanya berkisar 5-15% atau kadang-kadang bisa mencapai 75% jika manajemen kesehatan yang diterapkan di peternakan tidak disiplin. Sedangkan angka mortalitasnya rendah, yaitu sekitar 1-10%.
Proses Infeksi Mycoplasma synoviae
Saat awal menginfeksi, sebenarnya M. synoviaei akan masuk melalui sistem pernapasan ayam dan mendiaminya. Ketika infeksi M. synoviae berada pada stadium yang bersifat akut maupun kronis, M. synoviae akan menyebar ke organ lain melalui aliran darah. Setelah itu M. synoviae akan bersarang pada persendian kaki hingga timbul pembengkakan dan gejala kelumpuhan.
Gejala Klinis dan Perubahan Patologi Anatomi
Gejala klinis yang paling terlihat saat ayam terinfeksi M. synoviae adalah :
1. Terdapat pembengkakan pada persendian lutut dan jari kaki. Bedanya dengan kasus infeksi S. aureus (bubulen) adalah tidak ada bekas luka, baik di lutut atau telapak kaki ayam.
2. Jika pada bagian yang bengkak tersebut dibuka, maka ada eksudat/cairan kental berwarna putih keabu-abu sampai kekuningan.
3. Biasanya volume eksudat lebih banyak ditemui pada telapak dan jari kaki.
4. Selain itu, eksudat fibrinous (jaringan terkikis) dan caseous (nanah cenderung padat) juga bisa ditemukan pada persendian sayap, kantung udara, selaput hati dan jantung, dan jaringan subkutan (di bawah kulit) kantung perut dekat bursa.
5. Kadang-kadang ditemukan pula pembengkakan pada hati dan limpa disertai bintik-bintik berwarna hijau atau merah, atau pembengkakan ginjal berwarna pucat.
Diagnosa
Diagnosa infeksi M. synoviae didasarkan pada pengamatan gejala klinis yang ada dan hasil bedah pada ayam yang sakit (perubahan patologi anatomi). Untuk memperkuatnya dapat dilakukan tes laboratorium dengan teknik identifikasi/analisis DNA yaitu Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Selain itu dapat dilakukan uji serologi, yaitu tes Serum Plate Agglutination Test (SPA, RPA), Hemagglutination Inhibition (HI), dan Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
Pengobatan
Sebelum dilakukan pengobatan, sebaiknya seleksi ayam sakit terlebih dahulu. Ayam dengan kondisi sendi bengkak yang sudah parah sebaiknya langsung diafkir. Sedangkan yang belum terlalu parah, dapat diobati dengan pemberian antibiotik dan multivitamin. Menurut para ahli, peternak bisa memberikan antibiotik yang bekerja pada membran dan inti sel, terutama yang aktif menghambat pembentukan asam folat dan protein M. synoviae, serta mempunyai konsentrasi tinggi terhadap mikroorganisme di saluran pernapasan ayam. Seperti, antibiotik golongan fluoroquinolon, makrolida, dan tetracycline.
Selektif terhadap antibiotik sanfat disarankan pada saat pengobatan. Mycoplasma resisten (kebal) terhadap antibiotik yang mempunyai daya kerja menghambat sintesis dinding sel seperti golongan penicillin. Semoga bermanfaat.
Baca juga : Ceker Ayam Kaya Akan Kolagen