Perubahan Cuaca Ekstrem Waspada Serangan Coryza

  • Rabu, 14 September 2022 10:09
  • Podomoro Feedmill
Infeksius Coryza (snot) disebabkan oleh bakteri yang menyerang sistem pernapasan ayam, tentunya hal ini...

Infeksius Coryza (snot) disebabkan oleh bakteri yang menyerang sistem pernapasan ayam, tentunya hal ini sangat mengganggu kegiatan budidaya ayam. Jika penanganannya tidak dilakukan dengan segera, maka akan menginfeksi ayam lainnya. Kasus penyakit yang biasa disebut snot ini dapat meningkat seiring dengan perubahan cuaca yang ekstrem.

 

penyakit coryza 

 

Penyebab dan Dampak Coryza pada Ayam Petelur

 

Infeksius coryza (snot) merupakan penyakit pernapasan bagian atas pada unggas yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus gallinarum. Sifat alami bakteri ini tidak bisa hidup lama, dan akan mati dalam waktu 4-5 jam. Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit atau ayam karier (tidak menunjukkan gejala), dapat pula terjadi secara tidak langsung melalui air minum, pakan, dan peralatan yang terkontaminasi.

 

Pada ayam petelur, infeksius coryza dapat menyerang semua umur, tetapi yang paling peka adalah ayam umur 18-23 minggu atau menjelang bertelur. Jika terinfeksi, kelompok ayam ini akan terlambat berproduksi. Pada ayam yang sedang bertelur, penurunan produksi dapat mencapai 10-40%, sedangkan pada ayam dara, pengafkiran dapat mencapai 20%.

 

Gejala Klinis Coryza

 

Gejala klinis coryza ditandai dengan keluarnya eksudat (cairan radang) dari hidung yang mula-mula berwarna kuning dan encer yang kemudian berubah menjadi kental dan bernanah dengan bau yang khas (mucopurulent).

 

 pembangkakan sinus infraorbitalis pada ayam karena terinfeksi coryza

 

Bagian paruh di sekitar hidung terlihat kotor atau berkerak oleh sisa pakan yang menempel pada eksudat. Sinus infraorbitalis membengkak, yang ditandai dengan pembengkakan sekitar mata dan muka. Terkadang terdengar suara ngorok dan ayam penderita agak sulit bernapas. Penurunan nafsu makan dan diare sering terjadi, sehingga pertumbuhan ayam menjadi terhambat.

 

Pengobatan Kasus Coryza

 

Penyakit-penyakit yang memiliki gejala klinis seperti coryza adalah Chronic Respiratory Disease (CRD), cholera unggas, Infeksius Bronchitis (IB) dan penyakit sistem pernapasan lainnya. Kemungkinan terjadi infeksi campuran harus diperhatikan jika gejala penyakit sifatnya menghambat, misalnya angka kematian meninggi dan penyakit berjalan sangat lama. Untuk pengobatan kasus coryza sendiri bisa menggunakan sulfonamide atau antibiotik yang direkomendasikan oleh dokter hewan setempat.

 

Berbagai macam sulfonamide seperti sulfadimethoxine, sulfaquinoxaline, dan sulfamethazine. Sulfamethazine efektif dalam pengobatan, akan tetapi sulfadimethoxine merupakan obat yang paling aman. Pengobatan melalui air minum akan memberikan respon yang cepat, sedang pemakaian antibiotik yang menguntungkan antara lain menggunakan tetracycline, erythromycin, spectinomycin dan tylosin, dimana pemakaiannya relatif aman dan efektif untuk unggas.

 

Pencegahan yang Terbaik

 

Infectious coryza di Indonesia menyerang berbagai jenis ayam, seperti ayam kampung, ayam ras petelur, dan ayam ras pedaging. Cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya penyakit ini dengan melaksanakan sanitasi dan manajemen peternakan yang baik, misalnya konstruksi kandang yang baik, kepadatan ayam yang sesuai dengan iklim setempat dan melakukan all in all out program. Sebaiknya ayam dalam satu kelompok atau kandang berumur sama.

 

Timbulnya penyakit sering diakibatkan oleh tercampurnya ayam dari berbagai umur didalam satu kelompok. Bila suatu peternakan tertular, segera dilakukan pengobatan dan ayam yang mati harus dibakar pada tempat pembakaran yang khusus.

 

Kombinasi program vaksinasi dan biosekuriti yang ketat termasuk memperhatikan ventilasi dan kelembapan kandang menjadi jalan untuk mencegah terjadinya kasus penyakit ini. Semoga bermanfaat.