PERAN KRUSIAL BUNGKIL KACANG KEDELAI DALAM PAKAN KONSENTRAT

Jumat, 26 Desember 2025 08:12 Podomoro Feedmill

Bungkil kacang kedelai (Soybean Meal / SBM) adalah salah satu bahan pakan ternak yang paling dominan dan dihargai di seluruh dunia. Sebagai produk sisa dari ekstraksi min

Bungkil kacang kedelai (Soybean Meal / SBM) adalah salah satu bahan pakan ternak yang paling dominan dan dihargai di seluruh dunia. Sebagai produk sisa dari ekstraksi minyak kedelai, bungkil ini menjadi komponen vital dalam formulasi pakan konsentrat, baik untuk unggas, babi, sapi perah, maupun ruminansia lainnya. Kontribusinya yang utama adalah sebagai sumber protein berkualitas tinggi.

A.     MENGAPA SBM BEGITU PENTING?

 

Keunggulan Nutrisi Bungkil Kacang Kedelai

 

Bungkil kacang kedelai menempati posisi teratas di antara sumber protein nabati untuk pakan karena profil nutrisinya yang sangat baik:

 

1.      Sumber Protein Superlatif

 

Bungkil kedelai adalah sumber protein yang sangat pekat, dengan kandungan protein kasar (CP) yang umumnya berkisar antara 44% hingga 49%.

1)      Asam Amino Esensial Lengkap: Bungkil kedelai memiliki profil asam amino yang paling seimbang di antara protein nabati lainnya. Ia kaya akan Lysine dan Tryptophan, dua asam amino esensial yang sering menjadi pembatas pada sereal.

2)      Daya Cerna Tinggi: Protein SBM memiliki daya cerna yang tinggi, yang berarti sebagian besar protein yang dikonsumsi dapat diserap dan dimanfaatkan oleh ternak untuk pertumbuhan dan produksi.

 

2.      Sumber Energi dan Mineral

 

Selain protein, SBM juga berkontribusi pada energi. SBM juga mengandung sejumlah mineral penting, seperti Fosfor, Kalsium, dan Vitamin B kompleks, yang mendukung metabolisme dan kesehatan tulang ternak.

 

B.      APLIKASI SBM DALAM PAKAN KONSENTRAT BERBAGAI JENIS TERNAK

 

Penambahan bungkil kacang kedelai pada pakan konsentrat bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi harian ternak yang tidak tercukupi dari pakan hijauan atau bahan baku energi. Berikut adalah peran utamanya pada beberapa jenis ternak:

 

1)      Untuk Unggas (Ayam): SBM berfungsi sebagai sumber protein utama untuk mendorong pertumbuhan cepat pada broiler dan mengoptimalkan produksi telur pada layer. Kandungan Lysine yang tinggi sangat krusial untuk mencapai efisiensi pakan yang baik.

2)      Untuk Babi: SBM memasok asam amino yang diperlukan untuk perkembangan otot dan mencapai efisiensi konversi pakan yang tinggi selama fase pertumbuhan.

3)      Untuk Sapi Perah: SBM penting dalam menyediakan Rumen Undegradable Protein (RUP) atau protein lolos rumen yang sangat dibutuhkan untuk sintesis protein susu dan menjaga kondisi tubuh sapi yang memiliki produksi tinggi.

4)      Untuk Sapi Potong: SBM mendukung pertumbuhan dan pembentukan otot yang efisien, menjadikannya komponen kunci selama fase penggemukan.

 

C.      PERTIMBANGAN KUALITAS DAN ANTINUTRISI

 

Meskipun sangat bermanfaat, penggunaan SBM memerlukan penanganan dan pemrosesan yang tepat, terutama terkait dengan kandungan zat antinutrisi:

 

1.      Perlunya Pemrosesan Panas (Toasting)

 

Kedelai mentah mengandung Inhibitor Tripsin dan Lektin yang merupakan zat antinutrisi. Inhibitor Tripsin secara spesifik menghambat enzim pencernaan Tripsin, sehingga mengurangi daya cerna protein dan mengganggu pertumbuhan ternak. Bungkil kedelai harus melalui proses pemanasan atau toasting (biasanya menggunakan panas uap) dengan suhu dan waktu yang tepat. Proses ini bertujuan untuk menonaktifkan zat antinutrisi tersebut sambil memastikan kualitas protein tetap terjaga.

 

2.      Memastikan Kualitas Bungkil yang Optimal

 

Kualitas bungkil sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan, yang harus seimbang:

1)       Jika pemanasan kurang, Inhibitor Tripsin akan tetap aktif, menyebabkan penurunan performa ternak.

2)       Jika pemanasan berlebihan, protein dapat mengalami kerusakan (Reaksi Maillard), yang pada akhirnya menurunkan daya cerna Lysine dan mengurangi nilai nutrisi secara keseluruhan.

3)       Indeks aktivitas urease sering digunakan sebagai indikator untuk memverifikasi bahwa pemrosesan panas sudah optimal, menandakan zat antinutrisi telah dinonaktifkan tanpa merusak protein.