Penyebab Infeksi Kolera Unggas

Rabu, 18 Agustus 2021 14:08 Podomoro Feedmill

Kolera unggas (fowl cholera) adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh Pasteurella multocida (P. multocida)...

Kolera unggas (fowl cholera) adalah penyakit bakteri yang menular pada unggas, disebabkan oleh Pasteurella multocida (P. multocida). Kolera dapat menyerang ternak unggas maupun unggas liar. Unggas menjadi lebih peka terhadap penyakit ini sejalan dengan bertambahnya umur. Umumnya dapat menyerang pada ayam yang sedang bertelur dan ayam pembibit jantan/broiler sekitar umur 33-35 minggu. Kolera pada ayam memiliki tingkat angka kesakitan dan kematian yang tinggi.

 

Penularan

 

Unggas dapat terinfeksi P. multocida setelah ada kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam sakit atau karier yang telah sembuh. Kolera juga dapat ditularkan melalui pakan, minuman, peralatan, petugas kandang, tanah maupun hewan pengerat atau burung liar. Namun yang memegang peranan penting dalam menyebarkan penyakit ini adalah burung liar yang bermigrasi.

 

Gejala Klinis

 

Menurut para ahli, gejala klinis dari penyakit kolera unggas terbagi dalam beberapa tipe yaitu tipe akut, sub akut dan kronis.

a. Gejala klinis tipe akut sering terjadi beberapa jam sebelum kematian dan tidak ditemukan gejala sebelumnya.

b. Tipe sub akut (antara akut dan kronis) sering ditandai dengan demam, bulu rontok,  penurunan produksi telur, peningkatan frekuensi pernapasan, serta sianosis pada pial dan jengger dan disertai diare kehijauan.

c. Tipe kronis terjadi pada unggas yang bertahan dari infeksi akut. Gejalanya ditandai dengan  pembengkakan pada pial, ayam stres, kesulitan bernapas, unggas terlihat memutar leher ke satu sisi dan mengalami pincang pada kaki.

 

 Pial membengkak berisi cairan luka akibat infeksi bakteri

Gambar : Pial Membengkak

 

Patologi Anatomi

 

Setelah ayam dibedah akan terlihat peradangan pada trakea, perdarahan berupa ptechiae (titik-titik) atau echymosis (menyebar/meluas) pada jantung, paru-paru, lemak jantung maupun lemak perut. Hati membesar berwarna belang dan terdapat bintik-bintik putih (kematian jaringan).

 

1. Pada kasus akut, ovarium pada folikel dewasa membubur atau mengalami perdarahan.

2. Pada kasus kronis ditemukan arthritis seropurulen (peradangan sendi diikuti cairan luka tanda terjadinya infeksi) pada persendian kaki, bursa, telapak kaki, rongga peritoneum (selaput tipis yang membatasi dinding perut bagian dalam dan organ-organ perut), dan oviduk (saluran telur). Adanya edema (penumpukan cairan) pial, dan tortikolis (gangguan pada otot leher yang mengakibatkan kepala terlihat memutar ke samping).

 

titik titik perdarahan pada lemak abdomen dan jantung, bintik-bintik putih akibat kerusakan sel  

Gambar : Titit-titik perdarahan pada lemak jantung atau perut, bintik-bintik putih pada hati

 

Penanganan dan Pencegahan

 

Tindakan penanganan yang perlu dilakukan saat ditemukan diagnosa kolera unggas yaitu :

 

1. Buang bangkai ayam sejauh mungkin dari lingkungan kandang.

2. Lakukan seleksi dan afkir ayam dengan kondisi parah.

3. Segera pisahkan ayam dengan gejala ringan pada kandang yang berbeda (kandang isolasi).

4. Mengingat kolera unggas disebabkan oleh bakteri, maka dapat diberikan antibiotik.

5. Berikan multivitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh ayam.

6. Berikan ransum sesuai kebutuhan baik kualitas maupun kuantitasnya.

7. Dukung dengan manajemen pemeliharaan ayam yang baik, seperti sirkulasi udara lancar, dan feses tidak basah.

8. Lakukan biosekuriti secara ketat, misalnya penyemprotan kandang secara rutin dengan desinfektan BKC (Benzoalkonium Chlorida)

 

Pengobatan

 

Pengobatan kolera unggas dapat menggunakan antibiotik seperti Oxytetracycline, dengan kombinasi golongan sulfa seperti Neomycin sulfate. Selain antibiotik, juga dapat diberikan multivitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh ayam.

 

Penyakit ini sangat merugikan bagi peternak unggas karena dapat menurunkan produksi dan meningkatkan jumlah unggas yang akan diafkir. Pastikan kondisi lingkungan kandang dalam keadaan nyaman untuk unggas, didukung dengan sanitasi rutin. Semoga bermanfaat. 

 

Baca juga : Manajemen pemeliharaan puyuh petelur fase starter - grower

 

Bagikan :