Selasa, 21 Januari 2025 09:01 Podomoro Feedmill
Proses transportasi ayam broiler dari
kandang ke rumah potong ayam (RPA) atau lokasi tujuan lain umumnya dilakukan
dengan menggunakan keranjang yang ditumpuk di truk pengangkut. Namun, banyak
peternak kurang menyadari bahwa transportasi memiliki dampak signifikan
terhadap penyusutan bobot tubuh dan tingkat mortalitas ayam. Bagaimana
seharusnya teknik transportasi yang baik untuk meminimalisir risiko ini?
Pentingnya Transportasi dalam
Manajemen Peternakan
Menurut Ilham dan Yusmichad (2004),
transportasi ternak merupakan bagian integral dari manajemen peternakan yang
mencakup pengiriman ternak untuk berbagai tujuan, seperti bibit, pembesaran,
penggemukan, hingga pemotongan. Faktor utama yang menentukan kenyamanan dan
kesehatan ternak selama transportasi meliputi desain sarana angkut, kepadatan,
ventilasi, standar mengemudi, dan kualitas jalan. Namun, transportasi ayam
broiler masih menghadapi berbagai tantangan yang memengaruhi kesehatan dan
produktivitas ayam.
Dampak Negatif Transportasi
1) Stres dan Kenaikan Suhu Tubuh
Stres selama transportasi dapat
disebabkan oleh penanganan kasar, getaran dan kebisingan kendaraan, kepadatan
muatan, ventilasi buruk, serta suhu dan kelembapan ekstrem. Ayam yang tergolong
hewan berdarah panas (homeothermic) tidak memiliki kelenjar keringat, sehingga
sulit mengatur suhu tubuhnya di bawah panas yang intens. Hal ini menyebabkan
energi ayam terbuang hanya untuk menjaga suhu tubuh, sehingga meningkatkan
risiko stres panas.
2) Penyusutan Bobot dan Mortalitas Ayam
Proses transportasi yang
berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi dan penyusutan bobot ayam.
Penelitian Karaman (2009) menunjukkan bahwa ayam broiler jantan berumur 42 hari
yang diangkut selama 1, 2, dan 3 jam mengalami penyusutan bobot masing-masing
sebesar 2,34%, 3,22%, dan 5,31%. Ondrasovicova et al. (2008) juga melaporkan
penyusutan bobot hingga 8-10% pada jarak transportasi 30-120 km. Mortalitas
ayam selama perjalanan dipengaruhi oleh faktor seperti musim, panjang
perjalanan, kerapatan muatan, desain kendaraan, dan status kesehatan ayam.
Manajemen Transportasi yang Baik
Untuk mengurangi penyusutan dan
mortalitas ayam selama transportasi, diperlukan manajemen yang tepat. Berikut
beberapa langkah yang dapat diambil:
1) Kondisi Ayam
Pastikan ayam yang diangkut dalam
kondisi sehat dan layak untuk transportasi.
2) Teknik Penanganan
Terapkan teknik penangkapan,
penimbangan, dan pemuatan yang baik untuk menghindari stres.
3) Kebersihan Keranjang
Gunakan keranjang bersih untuk
mencegah infeksi bakteri, debu, atau amonia.
4) Kepadatan Muatan
Sesuaikan jumlah ayam dalam keranjang
dengan standar kepadatan untuk menghindari overcrowded.
5) Waktu Pengiriman
Pilih waktu pengiriman saat suhu
lingkungan tidak terlalu panas, seperti pagi atau malam hari, untuk mengurangi
risiko heat stress.
6) Rute dan Kondisi Perjalanan
Pilih rute dan waktu perjalanan yang
minim kemacetan dan kebisingan agar perjalanan lebih singkat dan nyaman.
7) Perjalanan Jarak Jauh
Jika perjalanan memakan waktu lama,
sediakan tempat transit untuk memberikan pakan atau minum kepada ayam.
Proses pra-transportasi seperti
penangkapan dan penanganan yang baik sangat berpengaruh pada hasil
transportasi. Dengan manajemen yang tepat, risiko penyusutan bobot dan
mortalitas ayam dapat diminimalkan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para
peternak.