Kamis, 08 April 2021 11:04 Podomoro Feedmill
Proses vaksinasi adalah memasukkan agen penyakit yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Selain berdampak positif pada unggas, vaksinasi juga menimbulkan efek reaksi yang merugikan akibat dari respon pembentukan kekebalan tubuh ayam atau reaksi post vaksinasi tersebut. Reaksi yang ditimbulkan dapat berupa reaksi lokal maupun umum.
Reaksi Post Vaksinasi Pada Ayam
Reaksi lokal post vaksinasi pada ayam seperti mata berair, bengkak pada daerah muka, ayam menggosokkan mata pada punggungnya, menggoyang-goyangkan kepalanya atau terjadinya kerusakan jaringan pada daerah bekas injeksi. Gejala umum biasanya terjadi peningkatan suhu tubuh (demam) dan penurunan produksi. Reaksi post vaksinasi dapat terlihat pada hari kedua sampai keenam setelah pemberian vaksin aktif seperti ND, IB atau IBD.
Mengurangi Reaksi Post Vaksinasi
Langkah antisipasi perlu dilakukan untuk mengurangi reaksi post vaksinasi yang berlebih, dengan cara seperti berikut :
1. Pastikan Ayam Sehat
Syarat melakukan vaksinasi salah satunya adalah ayam dalam kondisi sehat. Tujuannya agar organ limfoid pada tubuh ayam mampu merespon keberadaan vaksin melalui pembentukan antibodi yang protektif (optimal). Jika vaksin diberikan pada ayam yang sakit atau sedang terjadi outbreak (peningkatan kejadian kasus penyakit), maka akan memperparah kondisi ayam dan antibodi yang terbentuk tidak protektif.
2. Sterilisasi Alat Injeksi
Sebelum digunakan, alat vaksin termasuk jarum vaksin harus bersih dari sisa pemakaian vaksin sebelumnya, atau dalam kondisi steril. Pemakaian alat suntik yang tidak steril atau berkarat bisa menyebabkan peradangan pada area bekas penyuntikan. Pembersihan sisa cairan vaksin bisa menggunakan larutan detergen. Cuci semua bagian alat tersebut dengan larutan detergen, kemudian bilas dengan air bersih. Setelah bersih, sterilisasi alat suntik dengan cara direbus selama 20-30 menit dihitung dari air mulai mendidih atau menggunakan autoklaf (alat sterilisasi) dengan suhu 121°C selama 20 menit. Kemudian keringkan menggunakan lap bersih atau tisu.
3. Dosis Vaksin Harus Tepat
Agar setiap ayam memperoleh dosis vaksin yang sama, maka vaksinasi dapat dilakukan melalui tetes mata, hidung, mulut dan suntikan. Pada pemberian vaksin melalui air minum, peternak perlu memberikan perhatian lebih pada jumlah tempat minum, distribusinya, maupun kuantitas dan kualitas air yang digunakan untuk melarutkan vaksin. Saat ayam memperoleh dosis vaksin aktif yang tidak sama, maka akan memicu rolling reaction, yaitu reaksi post vaksinasi meningkat dan berlangsung lebih lama.
4. Kodisi Lingkungan Yang Nyaman
Kondisi lingkungan yang nyaman berhubungan dengan sirkulasi udara yang baik dan kadar amonia yang rendah. Jika kondisi lingkungan tidak nyaman, akan memicu reaksi post vaksinasi menjadi lebih parah dan terjadinya infeksi penyakit pernapasan. Oleh karena itu, kondisi kandang harus optimal, baik dari kepadatan kandang, sistem ventilasi, jadwal pembersihan feses ayam dan menerapkan biosecurity yang ketat.
5. Konsentrasi Bibit Penyakit Dikurangi
Keberadaan bibit penyakit, terutama Mycoplasma gallisepticum dapat memicu reaksi post vaksinasi menjadi lebih parah bahkan mengalami kegagalan, terutama vaksin untuk penyakit pernapasan. Infeksi M. gallisepticum juga akan memicu infeksi penyakit lainnya, seperti Eschericia coli. Akibatnya reaksi post vaksinasi akan menjadi semakin parah dan antibodi tidak terbentuk secara optimal.
6. Hindari Faktor Imunosupresi
Stres, Mikotoksin, dan penyakit Gumboro merupakan beberapa faktor imunosupresi (penurunan sistem kekebalan tubuh) yang dapat menghambat pembentukan antibodi dan menyebabkan reaksi post vaksinasi yang berlebih. Oleh karena itu penting untuk meminimalkan atau menghilangkan faktor imunosupresi saat vaksinasi.
7. Support Dengan Vitamin, Jika Perlu Antibiotik
Pemberian vitamin dan elektrolit akan meningkatkan daya tahan tubuh ayam, serta mampu menekan stres akibat vaksinasi. Harapannya, tubuh ayam mampu merespon pembentukan antibodi, sehingga akan terbentuk antibodi yang protektif (mampu melindungi ayam dari infeksi penyakit). Antibiotik bisa diberikan 3-4 hari sebelum vaksinasi dan 5-7 hari sesudah vaksinasi dengan gejala gangguan pernapasan tidak hilang.
Jadi reaksi post vaksinasi menjadi sebuah kewajaran, yang menggambarkan bahwa tubuh ayam sedang merespon vaksin dengan membentuk antibodi. Hanya saja peternak perlu mengantisipasi terjadinya reaksi post vaksinasi yang berlebih, sehingga antibodi dapat terbentuk secara optimal (protektif). Semoga bermanfaat.
Baca juga : Menghitung BEP Usaha Ayam Broiler