Mengenal MBM Sebagai Bahan Pakan Unggas
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap performa ayam, termasuk pertumbuhan yang cepat dan produksi yang optimal. Selain itu, pakan juga perlu mendapatkan perhatian yang lebih karena 60-70 % biaya produksi digunakan untuk pakan. Salah satu bahan pakan unggas yang banyak dikenal peternak unggas salah satunya yaitu Meat Bone Meal (MBM).
Meat Bone Meal (MBM)
Meat bone meal (MBM) atau disebut juga dengan tepung daging dan tulang, merupakan salah satu bahan pakan yang menjadi pilihan untuk sumber protein dalam pakan ternak (unggas). Meat bone meal terbuat dari daging dan tulang sisa pemotongan ternak, kecuali tanduk, bulu, kuku, feses, darah dan isi rumen (perut). Menurut para ahli, meat bone meal banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia maupun non ruminansia, seperti babi, unggas, dan hewan kesayangan.
Namun, di Indonesia terdapat larangan penggunaan MBM dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 482/Kpts/PD.620/8/2006. Peraturan Menteri Pertanian tersebut dikeluarkan dalam upaya mencegah masuknya Bovine Spongioform Encephalopathy (BSE) di wilayah Indonesia. BSE atau penyakit sapi gila lebih peka terhadap agen scrapie-like terutama sapi jenis Frisien Holstein.
Meskipun penggunaan MBM untuk bahan pakan ruminansia telah dilarang di berbagai negara, tetapi masih digunakan sebagai bahan pakan sumber protein ternak unggas seperti ayam broiler, yaitu pengganti bungkil kedelai yang dinilai mahal.
Nilai Nutrisi MBM
Sejumlah penelitian yang menunjukan hasil analisa proksimat MBM telah banyak dilakukan. Kandungan protein MBM sebesar 60% dan merupakan sumber lisin, akan tetapi kandungan metionin, sistin dan triptofan relatif rendah. Kandungan nutrisi MBM antara lain protein kasar 53,70%, lemak kasar 6,81% dan serat kasar 0,80%. Beberapa asam amino yang terdapat pada MBM yaitu metionin 1,51%, lisin 2,03% dan isoleusin 2,06% (Zuprizal dkk., 2001). Salah satu kelemahan penggunaan MBM sebagai bahan pakan adalah ketidakseimbangan kandungan asam asam amino. Komposisi asam amino MBM sangatlah bervariasi tergantung dari sumber bahan baku dan cara pemrosesan.
Persyaratan mutu MBM harus menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, seperti tercantum dalam SNI 7994:2014 tentang Tepung daging dan tulang (Meat and bone meal / MBM) - Bahan pakan ternak.
Tabel 1. Persyaratan Mutu SNI 7994:2014
No. |
Parameter |
Satuan |
Persyaratan Mutu I |
Persyaratan Mutu II |
1. |
Kadar air (maks) |
% |
10,0 |
10,0 |
2. |
Abu (maks) |
% |
35,0 |
38,0 |
3. |
Protein kasar (maks) |
% |
50,0 |
45,0 |
4. |
Lemak Kasar (maks) |
% |
12,0 |
14,0 |
5. |
Serat Kasar (maks) |
% |
3,0 |
3,0 |
6. |
Kalsium (Ca) (maks) |
% |
11,0 |
13,0 |
7. |
Fosfor (P) (min) |
% |
3,0 |
4,0 |
8. |
Bakteri patogen - Salmonella - Shigella sp. - Bacillus anthracis - Clostridium perfingens |
Cfu/g |
Negatif Negatif Negatif Negatif |
Negatif Negatif Negatif Negatif |
9. |
Rambut/bulu (maks) |
% |
1,0 |
1,5 |
10. |
Kecernaan pepsin |
% |
85,0 |
83,0 |
MBM Bahan Pakan Unggas
Meat bone meal tidak hanya lebih murah, tetapi sebagai sumber protein kasar sekitar 35%-55% serta kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi, sehingga MBM menjadi bahan pakan penting untuk ternak. Meat bone meal dapat digunakan dalam pakan sekitar 8-9%, tergantung dari kualitasnya (Nawawi dan Nurrohmah, 2011).
Penggunaan MBM sebagai bahan pakan hewan mengandung risiko terkontaminasi BSE. Sehingga, diperlukan proses pengolahan yang lebih baik agar mengurangi risiko kontaminasi MBM terhadap mikroorganisme yang dapat membahayakan baik manusia maupun hewan. Semoga bermanfaat.
Baca juga : Analisa Beternak Ayam Joper Skala Rumahan