Kamis, 27 Maret 2025 10:03 Podomoro Feedmill
Gumboro, atau Infectious
Bursal Disease (IBD), adalah penyakit virus yang mengancam industri peternakan
ayam dengan potensi kerugian besar. Pertama kali dilaporkan oleh Cosgrove pada
1962 di Gumboro, Delaware, penyakit ini dapat muncul dalam bentuk klinis maupun
subklinis. Ayam yang terinfeksi tanpa gejala tetap dapat menularkan virus,
sehingga penyebarannya sulit dikendalikan.
A.
Mengenal Lebih Dekat Virus
Gumboro
Gumboro adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Avibirnavirus, virus RNA untai ganda yang tidak beramplop, sehingga resisten
terhadap desinfektan ammonium kuartener. Virus ini stabil di lingkungan hingga
lebih dari tiga bulan, sehingga pembersihan dan masa istirahat kandang sangat
penting untuk mengurangi populasi virus.
Penyakit ini memiliki masa inkubasi 2–3 hari dan menular
secara horizontal, dari ayam sakit ke ayam sehat, tanpa penularan vertikal.
Penyebaran terjadi melalui leleran tubuh atau kotoran ayam, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui litter, tempat makan/minum,
perlengkapan, alat transportasi, atau pekerja yang terkontaminasi.
B.
Alasan Mengapa Gumboro masih
Menyerang dan Cara Mengontrolnya
1. Faktor munosupresan terhadap keberhasilan vaksinasi
Vaksin Gumboro aktif konvensional
diberikan pada akhir minggu pertama atau awal minggu kedua, periode krusial
bagi pertumbuhan ayam. Kesalahan manajemen, seperti kepadatan tinggi, ventilasi
buruk, dan peningkatan amonia, dapat memicu penyakit CRD dan koksidiosis yang
bersifat imunosupresif, sehingga menurunkan efektivitas vaksinasi. Pada umur
1–2 minggu, ayam petelur juga menerima vaksinasi padat (ND, IB, AI), yang dapat
menyebabkan stres dan melemahkan respons imun.
2. Keberadaan vektor terutama kumbang Franky
Kumbang Franky (Alphitobius
diaperinus) adalah vektor penyebar virus Gumboro, ND, dan AI, yang bersembunyi
di area lembab kandang, seperti litter, kotoran ayam, dan tiang kandang yang
keropos. Serangga ini aktif di malam hari dan dapat menularkan virus melalui
kontaminasi pakan dan lingkungan.
3. Minimnya sanitasi dan desinfeksi kandang serta masa kosong
kandang yang kurang optimal
Kurangnya sanitasi dan desinfeksi
kandang menjadi faktor utama penyebaran virus Gumboro, yang dapat bertahan
dalam feses hingga 122 hari. Pemilihan desinfektan efektif, seperti Antisep,
Neo Antisep, dan Formades, sangat penting, terutama untuk menjangkau area
tersembunyi di kandang.
4. Manajemen brooding yang kurang optimal
Masa brooding (DOC hingga 14–21 hari)
merupakan tahap krusial dalam pemeliharaan ayam, menentukan kesehatan dan
performa di fase berikutnya. Pada usia satu minggu, perkembangan organ limfoid
mencapai 70%, berperan dalam pembentukan kekebalan aktif. Jika suhu, ventilasi,
air, dan pakan tidak optimal, pertumbuhan organ, termasuk sistem imun, dapat
terganggu.
5. Program dan aplikasi vaksinasi yang kurang tepat
Ketepatan jadwal dan jenis vaksin
Gumboro aktif konvensional sangat krusial, karena pemberian saat antibodi
maternal masih tinggi dapat menetralkan virus vaksin sebelum memberikan
perlindungan optimal. Pengambilan sampel serum umur 1–3 hari membantu
menentukan waktu vaksinasi pertama, yang juga bisa disesuaikan dengan riwayat
kasus sebelumnya (sekitar 14 hari sebelum usia serangan sebelumnya).