Maggot, Alternatif Pakan Ternak Kaya Nutrisi

Kamis, 20 Juli 2023 13:07 Podomoro Feedmill

Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa. Maggot...

Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa. Maggot BSF aman untuk dijadikan pakan ternak karena lalat BSF tidak termasuk lalat penyebar penyakit. Maggot bisa diberikan sebagai pakan dengan mencampurkan maggot yang sudah diproses atau dengan memberikan dedak fermentasi yang sudah dihidupi maggot BSF.


 

 

 

 

Maggot memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, baik protein, asam amino, asam lemak serta mineral dan ini sangat berpotensi sebagai alternatif pakan ternak unggas. Tidak menutup kemungkinan juga bisa dimanfaatkan sebagai penyusun pakan konsentrat pada ternak ruminansia.

 

Zat gizi dan nutrisi yang terkandung dalam maggot meliputi protein, lemak, asam amino esensial dan mineral dengan satuan, sebagai berikut:


 

 

 

Siklus Hidup Maggot

 

 

 

Telur

Telur sebagai penanda permulaan siklus hidup sekaligus berakhirnya tahap hidup sebelumnya. Pada tahap ini maggot menghasilkan kelompok telur (ovipositing).

 

Maggot betina meletakkan sekitar 500 hingga 900 telur di dekat bahan organik yang membusuk dan memasukkannya ke dalam rongga-rongga yang kecil, kering dan terlindung.

 

Tidak lama setelah bertelur maggot betina akan mati. Pada umumnya telur-telur akan menetas setelah empat hari hingga menjadi larva kecil.

 

Larva

Larva yang baru menetas masih berukuran kecil hanya beberapa milimeter, dan langsung mencari makanan yaitu sampah organik di sekitar mereka.

 

Larva yang baru menetas akan makan dengan sangat rakus sehingga tubuhnya yang beberapa milimeter akan bertambah panjangnya menjadi 2,5 cm dan lebarnya 0,5 cm.

 

Pada ukuran ini maggot akan terlihat berwarna krem. Dalam kondisi yang optimal dengan jumlah makanan yang ideal, pertumbuhan larva akan berlangsung selama 14-16 hari.

 

Maggot hanya makan dalam fase larva. Maka, pada tahap inilah mereka menyimpan cadangan lemak dan protein hingga cukup bagi mereka untuk menjadi pupa kemudian lalat dan akhirnya menemukan pasangan, kawin hingga bertelur (bagi betina) sebelum akhirnya mati.

 

Prepupa

Saat bertransformasi menjadi prepupa, struktur mulut maggot berubah berbentuk seperti kait dan warnanya menjadi cokelat tua hingga abu-abu arang.

 

Mulut yang berbentuk kait ini memudahkan prepupa untuk keluar dan berpindah dari sumber makanannya ke lingkungan baru yang lebih kering, bertekstur seperti humus, teduh dan terlindung yang aman dari predator.

 

Pupa

Pada fase ini maggot memerlukan waktu sekitar tiga sampai tujuh hari untuk bermetamorfosis menjadi lalat BSF.

 

Lalat

Setelah fase pupa maka maggot akan menjadi lalat yang siap mencari betina untuk berkembang biak.

 

Pada fase ini lalat hanya mampu hidup dalam waktu satu minggu. Setelah satu minggu bagi lalat jantan dan setelah tiga hari bertelur bagi lalat betina akan mati.

 

Keungguluan Maggot Sebagai Pakan Ternak :

 

1. Maggot mengandung protein tinggi dan asam amino esensial lengkap dapat memenuhi kebutuhan ternak.

 

2. Maggot dapat diproduksi dengan mudah, murah dan dalam waktu singkat secara berkesimanbungan.

 

3. Pakan maggot berupa sampah sehingga dapat membantu memusnahkan sampah organik. Meskipun demikian, maggot tidak menimbulkan bau menyengat, cukup higienis dan ini tidak membawa sumber penyakit yang berbahaya bagi ternak maupun manusia.

 

4. Maggot dapat diolah menjadi tepung maggot, dan bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan campuran.

 

Kelebihan Maggot

 

1. BSF memiliki efek antimikrobial, bahkan dari studi yang ada, BSF bisa dianggap sebagai pengganti AGP (antibiotic growth promotor).

 

2. Meningkatkan daya tahan tubuh ternak terhadap bakteria dan jamur.

 

3. Kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu sekitar 40 - 50%, dan jenis asam aminonya cukup lengkap.

 

4. Asam lemak pada maggot BSF berantai sedang, sehingga membantu efisiensi pakan

 

Kekurangan Maggot

 

1. Kandungan lemak maggot tergolong tinggi (± 30%), padahal lemak menjadi batas untuk penggunaan bahan baku di ransum unggas, beberapa industri BSF sudah mengolah maggot dengan cara pressing (tekan peras) untuk mengurangi lemaknya.

 

2. Pemberian maggot dalam bentuk segar menimbulkan efek samping bagi ternak.

 

3. Kandungan fosfornya lebih rendah daripada tepung ikan