Leucocytozoonosis, Mirip Malaria Pada Unggas

Senin, 18 Januari 2021 15:01 Podomoro Feedmill

<p><span style="font-size: 12pt;">Penyakit mirip malaria disebut juga dengan penyakit protozoa darah (Leucocytozoonosis), lebih dikenal...</span></p>

Penyakit mirip malaria disebut juga dengan penyakit protozoa darah (Leucocytozoonosis), lebih dikenal dengan malaria like disease. Protozoa ini hidup di dalam sel darah putih. Penyakit malaria like atau Leucocytozoonosis disebabkan oleh Leucocytozoon sp. Secara umum leucocytozoonosis bisa menyerang ayam pedaging maupun ayam petelur. Mampu menurunkan produktivitas atau performa ayam. Memahami tentang gejala klinis dan perubahan patologi anatomi akan mempermudah kita dalam penanganannya. Untuk mengetahui tentang apa itu penyakit mirip malaria, berikut penjelasannya.

 

Gejala Klinis

 

Serangan Leucocytozoon sp. terdapat gejala klinis dan tanpa disertai gejala klinis. Gejala klinis yang dapat ditemukan adalah feses berwarna hijau, depresi, hilang nafsu makan, muntah darah serta kelumpuhan yang diikuti dengan kematian.

 

Perubahan Bedah Bangkai (Patologi Anatomi)

 

Perubahan patologi anatomi bisa disebut dengan perubahan yang terjadi pada organ dalam ayam. Misalnya saat dilakukan pembedahan pada ayam yang terinfeksi malaria, maka akan ditemukannya perubahan bentuk pada organ tersebut.

 

1.  Ditemukan bintik atau bercak perdarahan di hampir seluruh organ dalam tubuh ayam, seperti hati, paru-paru, limpa, thimus, ginjal, pankreas, usus, proventrikulus, otak, otot paha dan otot paha.

2. Bercak pendarahan pada bagian organ atau tubuh berakibat terpecahnya pembuluh darah.

3. Bintik bintik perdarahan, seperti bekas digigit pada otot paha.

4. Adanya darah yang menggumpal di dalam rongga darah.

5. Peradangan pada proventrikulus dan isi ventrikulus bercampur darah. Inilah yang membuat ayam muntah darah.

6. Peradangan pada paru-paru sehingga terjadi pneumonia. Hal ini membuat ayam sulit bernapas.

 

Diagnosa

 

Leucocytozoonosis dapat terdiagnosa dengan melihat gejala klinis yang muncul, perubahan patologi anatomi, melakukan pemeriksaan ulas darah tipis, histopatologi (ditemukan skizon), dan pemeriksaan serologis.

 

Diagnosa Banding

 

Serangan penyakit Leucocytozoonosis memiliki kemiripan dengan beberapa penyakit, seperti Gumboro, infectious laryngotracheitis (ILT), malaria pada unggas yang disebabkan Plasmodium gallinaceum, dan Newcastle disease (ND). 

 

Pencegahan

 

Upaya pencegahan yang optimal tentu akan menekan kasus dan kerugian akibat serangan Leucocytozoon sp. Hal yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan, seperti membersihkan atau sanitasi kandang dan lingkunagn sekitar kandang secara rutin. Jika perlu lakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida untuk membasmi nyamuk dan lalat.

 

Pengobatan 

 

Pengobatan yang dapat dilakukan yakni pemberian antibiotik yang dapat menekan pertumbuhan schizont. Antibotik yang dapat digunakan yakni Sulfonamid yang dikombinasi dengan vitamin A dan K3, serta dapat menggunakan kombinasi antara Sulfonamid dan diaminopirimidin.  Leucocytozoonosis juga dapat dilakukan dengan memberika pyrimethamine ( dosis 1 ppm), sulfadimethoxine (dosis 10 ppm), Pemberian clopidol (dosis 125 ppm) diketahui efektif untuk pencegahan. Pemberian dosis obat untuk pencegahan dan pengobatan mengikuti petunjuk pada kemasan obat. 

 

Jika peternak sudah mengetahui gejala klinis dan patologi anatomi, maka pemantapan diagnosa melalui uji laboratorium juga diperlukan. Mengingat bawah penyakit Malaria mempunyai gejala klinis dan perubahan patologi yang hamper sama dengan penyakit lain. jika diagnosa telah termantapkan, maka langkah penanganannya pun menjadi semakin terarah dan efektif. Semoga bermanfaat.

 

https://podomorofeedmill.com/info/penyakit-hati-pada-ayam-inclusion-body-hepatitis

 

 

 

Bagikan :