Fenomena Rontok Bulu Pada Ayam
Molting (rontok bulu) merupakan suatu proses fisiologis yang ditandai dengan rontoknya bulu kemudian tumbuhnya bulu baru pada unggas termasuk ayam petelur. Unggas mengalami perontokkan bulu setelah mencapai masa produksi tertentu dan dipengaruhi oleh sistem hormon dalam tubuh. Perubahan kadar hormon tersebut adalah hormon prolaktin, gonadotropin, tiroksin, dan hormon steroid ovarium (Berry, 2003).
Siklus Rontok Bulu Ayam
Rontok bulu atau molting merupakan kejadian alami pada unggas yang telah berproduksi cukup lama (± 90 minggu) dan berlangsung selama ± 4 bulan bahkan bisa lebih singkat. Rontok bulu dapat terjadi pada ayam yang telah berumur tua atau afkir dengan produksi telur harian sudah di bawah 60%. Bisa juga terjadi pada ayam muda yang mengalami stres berat. Kasus rontok bulu yang cepat pada seluruh populasi atau segala umur biasanya merupakan gejala bahwa telah terjadi sesuatu yang serius (misalnya: kekurangan air minum atau sangat kedinginan).
Tahapan Rontok Bulu Ayam
Proses rontok pada ayam terjadi dengan pola tertentu. Urutan rontoknya dimulai dari bulu kepala, leher, dada, punggung, sayap, dan ekor. Rontok sayap tidak terjadi secara bersamaan. Bulu yang pertama kali rontok adalah bulu primer yang berdekatan dengan bulu aksial. Selanjutnya bulu rontok sesuai dengan urutannya (Suprijatna et al., 2005).
Mengenal Force Molting
Force molting (rontok bulu paksa) merupakan proses molting yang dilakukan secara buatan dan waktunya diatur oleh manusia (peternak). Force molting dilakukan dengan cara memanipulasi keadaan lingkungan seperti pakan, minum, cahaya atau pemberian zat kimia tertentu. Produksi telur ayam akan menurun sampai dengan 0% pada saat perlakuan force molting.
Tujuan Force Molting
Force molting diterapkan agar ayam bisa beristirahat (tidak bertelur / 0%), nantinya proses molting terjadi secara bersamaan sehingga hasil produksi telur setelah periode force molting (puncak produksi ke-2) seragam.
Jika dirangsang proses molting bisa berlangsung kurang lebih 5-9 minggu (Berry, 2003). Normalnya proses molting ayam sampai produksi kembali tanpa adannya rangsangan (cekaman / tekanan) kurang lebih sekitar 4 bulan.
Kapan Melakukan Force Molting?
Umumnya force molting sudah tidak dianjurkan lagi untuk dilakukan, sebab dengan adanya kemajuan genetik layer modern saat ini ayam sudah mampu berproduksi dengan performa produksi yang bagus, walaupun dipelihara sampai umur 90 bahkan 100 minggu. Selain itu, diberbagai negara juga sudah dilarang terkait aturan kesejahteraan hewan (animal welfare). Sehingga force molting dilakukan jika memang dalam keadaan darurat atau terpaksa dan dilakukan sesuai aturan animal welfare.
Alasan Peternak Melakukan Force Molting
1. Ketersediaan DOC layer dengan harga yang sedang terlalu tinggi atau sedang sulit didapatkan.
2. Harga Afkir ayam layer kurang bagus sehingga harus menunda menjual ayam layer afkirannya.
3. Ayam dalam kondisi akan afkir, namun harga telur mencapai tingkat tertinggi dan diperkirakan harga bertambah cukup lama.
4. Terkadang peternak melakukan force molting karena kondisi kandang sempat terserang penyakit yang cukup mengganggu produktivitasnya, sehingga terpaksa harus memperpanjang masa produksi ayam.
Jika pun benar-benar dalam situasi darurat atau terpaksa melakukan force molting, maka peternak harus melakukan dengan aturan animal welfare. Semoga bermanfaat.
baca juga : https://podomorofeedmill.com/info/penyakit-tetelo-newcastle-disease-pada-ayam