Senin, 20 Oktober 2025 10:10 Podomoro Feedmill
Kambing Peranakan Etawa (PE) dikenal sebagai ternak dwiguna (penghasil daging dan susu) yang populer di Indonesia. Meskipun potensinya sebagai penghasil susu cukup baik (rata-rata 0,7 hingga 1 liter/hari, bahkan bisa mencapai 3,8 liter/hari dengan manajemen optimal), produksi susu kambing PE seringkali belum maksimal.

Berikut adalah langkah-langkah strategis dalam manajemen, pakan, dan perawatan untuk meningkatkan produksi susu kambing PE secara signifikan.
1. Manajemen Pakan yang Optimal
Produksi susu sangat bergantung pada asupan nutrisi yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
a. Keseimbangan Hijauan dan Konsentrat
1) Porsi Ideal: Pakan yang diberikan harus berupa kombinasi antara Hijauan Pakan Ternak (HPT) dan Konsentrat. Perbandingan yang disarankan seringkali mengarah pada proporsi konsentrat yang lebih tinggi bagi kambing laktasi (misalnya: 60% Hijauan : 40% Konsentrat).
2) Kebutuhan Hijauan: Berikan hijauan segar (rumput gajah, king grass, setaria) sebanyak ± 10% dari berat badan kambing per hari.
3) Kebutuhan Konsentrat: Berikan konsentrat dengan kadar protein sekitar 16% sebanyak 0,5–1 kg/ekor/hari, atau sesuaikan dengan level produksi susu kambing.
b. Peningkatan Kualitas Pakan
1) Leguminosa (Sumber Protein): Tambahkan pakan jenis kacang-kacangan (leguminosa) sebagai sumber protein tinggi yang penting untuk sintesis susu, seperti daun kaliandra, daun singkong (dikeringkan/silase), daun nangka, atau gamal.
2) Konsentrat Komplit: Konsentrat dapat dibuat dari campuran dedak padi, bungkil kelapa, ampas tahu, atau jagung giling. Konsentrat diberikan dua kali sehari (pagi dan sore).
3) Air dan Mineral: Sediakan air minum bersih dan segar secara ad libitum (selalu tersedia) dan mudah dijangkau. Tambahkan suplemen mineral atau garam dapur pada pakan/air minum untuk mencegah kekurangan mineral.
2. Manajemen Pemerahan dan Perawatan Ambing
Teknik pemerahan dan perawatan fisik berperan besar dalam merangsang kelenjar susu.
1) Pembersihan Ambing: Sebelum pemerahan, bersihkan ambing kambing dengan air hangat untuk menghilangkan kotoran dan merangsang refleks let-down (penurunan) susu.
2) Pijatan Ambing: Lakukan pijatan lembut pada ambing selama 2–5 menit sebelum diperah. Pijatan ini terbukti dapat meningkatkan hasil susu hingga 25% karena merangsang hormon oksitosin.
3) Frekuensi Pemerahan: Lakukan pemerahan secara teratur, minimal 2 kali sehari (pagi dan sore) pada waktu yang sama. Pemerahan rutin dan tuntas akan merangsang kelenjar ambing untuk memproduksi lebih banyak susu.
3. Manajemen Perkembangbiakan dan Laktasi
Aspek reproduksi dan laktasi juga harus diatur untuk memaksimalkan produksi.
1) Pemilihan Indukan: Pilih indukan betina (bibit) yang memiliki riwayat produksi susu tinggi (diturunkan dari garis keturunan) dan memiliki ambing yang proporsional.
2) Penundaan Perkawinan (Perpanjangan Laktasi): Produksi susu akan menurun setelah kambing hamil lagi. Untuk memaksimalkan produksi susu, tunda perkawinan setelah beranak (perpanjang masa laktasi) hingga produksi harian mulai menurun signifikan.
3) Masa Kering (Dry Period): Pastikan kambing memiliki masa istirahat (masa kering) yang cukup sebelum beranak lagi. Masa ini penting untuk regenerasi sel kelenjar ambing.
4. Manajemen Kesehatan dan Lingkungan
1) Kesehatan Optimal: Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, pemberian vitamin B kompleks (seminggu sekali), dan pencegahan penyakit cacingan.
2) Kandang Nyaman: Pastikan kandang bersih, memiliki ventilasi yang baik, dan mendapat sinar matahari yang cukup. Hindari kondisi lembap atau becek yang dapat menyebabkan penyakit.
3) Hindari Stres: Jaga suasana kandang tenang. Hindari suara bising atau penanganan kasar yang dapat menyebabkan stres, karena stres dapat menekan produksi susu.
4) Dengan menerapkan kombinasi pakan berkualitas tinggi, teknik pemerahan yang benar, dan manajemen kesehatan yang ketat, produksi susu Kambing Peranakan Etawa dapat ditingkatkan hingga mencapai potensi genetik maksimalnya.