Cara Cegah Tingginya Amonia Saat Musim Hujan

  • Kamis, 09 Desember 2021 11:12
  • Podomoro Feedmill
Tingginya bau amonia pada kandang ayam (populasi besar) dapat menimbulkan masalah sosial, khususnya...

Kotoran ayam yang dihasilkan setiap harinya berisiko memproduksi gas amonia yang cukup tinggi, terlebih lagi saat musim hujan. Tingginya bau amonia pada kandang ayam (populasi besar) dapat menimbulkan masalah sosial, khususnya kandang yang dekat dengan pemukiman. Beberapa peternakan bahkan terancam ditutup karena masalah bau kandang (amonia). Hal ini memicu ketidaknyamanan masyarakat sekitar, seperti adanya bau yang tidak sedap dan banyaknya lalat. Selain itu, munculnya berbagai penyakit pernapasan yang menyerang ayam akibat dari bau kandang tersebut. Inilah cara mencegah tingginya amonia saat musim hujan.

 

 litter ayam basah

 

1. Cegah Kejadian Wet Dropping

 

Wet dropping (kotoran basah) atau diare perlu dicegah, karena amonia dalam kandang akan cepat terbentuk jika kondisi kotoran basah dan lembap. Cara pencegahannya yaitu dengan mengatasi kasus infeksi pencernaan (penyakit NE, Koksidiosis, Colibacillosis, dll) dan menyesuaikan kebutuhan protein serta garam pada pakan ayam.

 

Kadar garam yang terlalu tinggi dalam pakan akan mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga kotoran ayam menjadi basah. Demikian halnya dengan kadar protein yang terlalu tinggi. Hal ini terjadi karena sisa protein yang tidak tercerna akan diubah menjadi asam urat yang tinggi konsentrasinya di dalam ginjal, sehingga akan memicu ayam untuk minum lebih banyak. Akibatnya kotoran ayam menjadi basah dan encer.

 

2. Perbaiki Atap Kandang Yang Bocor

 

Perbaiki atap kandang yang bocor secepatnya dan hindari pekerjaan yang tergesa-gesa, terutama dalam mengganti air minum. Jangan sampai air tumpah ke litter dan selalu cek kondisi instalansi tempat air minum agar tidak terjadi kebocoran air.

 

3. Atur Kepadatan Kandang

 

Saat awal (masa brooding) kepadatan sekitar 50-60 ekor/m2, lakukan pelebaran sekat kandang secara teratur sesuai pertumbuhan ayam sampai seluruh kandang ditempati. Kepadatan ayam yang ideal adalah 15 kg/m2.

 

4. Perhatikan Sirkulasi Udara

 

Perhatikan sirkulasi udara yang baik dengan cara manajemen buka tutup tirai kandang, jarak antar kandang jangan terlalu dekat, serta menambah blower atau fan (kipas angin) dalam kandang.

 

5. Memanajemen Litter Dengan Baik

 

Pilih bahan litter yang berkualitas (kering, tidak berdebu, mampu menyerap air secara optimal) dan pasang litter dalam jumlah yang cukup. Gunakan litter dengan ketebalan yaitu 8-12 cm untuk kandang postal dan 5-8 cm untuk kandang panggung. Hal ini bertujuan agar litter menjadi lebih kering dan bisa menjaga suhu hangat saat masa brooding.

 

Penambahan kapur pada kandang postal juga berfungsi membantu penyerapan air, kelembapan udara dan mencegah terjadinya koksidiosis. Lakukan pembolak-balikkan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali, mulai dari 4 hari sampai 17 hari. Jika jumlah litter yang menggumpal atau basah sudah banyak, lebih baik tambah litter atau ganti litter baru hingga yang menggumpal tidak terlihat.

 

6. Menangani Kotoran di Kolong Kandang 

 

Pada dasarnya konsep penanganan kotoran di kolong kandang (pada kandang panggung dan kandang baterai) terdapat 2 macam. Pertama, kotoran diambil secara periodik. Kedua, kotoran ayam dibiarkan menumpuk di kolong kandang sampai akhir periode pemeliharaan (satu siklus). Namun, semuanya tergantung dari jenis ayam yang dipelihara (pedaging atau petelur), tinggi rendahnya kolong kandang, dan kondisi kotoran.

 

Cara lain agar kotoran ayam di kolong kandang cepat kering, peternak bisa menambahkan kapur halus atau tepung ziolit sebelum dikeruk. Sebaiknya, hindari penumpukkan kotoran ayam di daerah sekitar kandang, karena menjadi sumber penularan penyakit. Semoga bermanfaat.

Baca juga : https://podomorofeedmill.com/info/klasifikasi-bahan-baku-pakan-ayam