Alas Kandang Nyaman, Performa Optimal

Alas kandang atau yang biasa disebut dengan litter adalah bahan untuk mengisi alas kandang yang mempunyai kemampuan cukup baik dalam menyerap air. Litter merupakan salah satu kunci dalam kesuksesan pemeliharaan ayam, terutama pada masa awal pemeliharaan atau brooding. Adanya penggunaan dan manajemen litter yang baik dapat membuat ayam merasa nyaman di dalam kandang, sehingga berpengaruh terhadap respon fisiologis ayam untuk beraktivitas termasuk dalam mengonsumsi pakan dan air minum.
Syarat Litter yang Baik
Selama ini bahan litter yang sering digunakan oleh para peternak adalah sekam padi. Namun pada dasarnya litter yang baik adalah yang berbahan ringan, mudah menyerap air, empuk, tidak berdebu, aman (tidak beracun), ukuran partikel sedang, daya serap kelembapan udara rendah, murah, ketersediaan selalu ada dan disenangi bila dijual sebagai pupuk. Banyak bahan litter yang memiliki potensi sebagai penyerap kebasahan yang baik seperti kulit kacang, pasir, ampas tebu, tongkol jagung yang dipecah-pecah, jerami yang dipotong-potong, sekam padi, serta serbuk gergaji.
Dampak Litter Basah
Kondisi litter yang terlalu basah akan menyebabkan dampak negatif terhadap peforma ayam dan bahkan terhadap kerugian ekonomi. Kondisi kotoran ayam dengan kelembapan tinggi dapat menjadi potensi untuk berkembangnya mikroorganisme. Kondisi tersebut dapat memunculkan masalah baru karena daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit menurun sehingga rawan berpotensi untuk menimbulkan penyakit saluran pernapasan : CRD (Chrinic Respiratory Disease), pilek ayam (Coryza), ND (Newcastle Disease), penyakit pencernaan : Coccidiosis, Necrotic Enteritis, dan penyakit - penyakit lainnya.
Menjaga Litter Tetap Kering
Inilah tips yang perlu peternak perhatikan agar litter tetap kering dan berfungsi optimal :
1. Gunakan litter dengan ketebalan yang sesuai, terdapat perbedaan penggunaan litter pada kandang postal dan panggung. Untuk kandang postal, ketebalan litter awal sekitar 8-12 cm. Sedangkan pada kandang panggung, ketebalannya sekitar 5-8 cm. Sirkulasi udara di kandang panggung jauh lebih baik dari kandang postal, sehingga litter yang digunakan bisa lebih sedikit.
2. Lakukan pembolak-balikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali, mulai umur 4 hari sampai umur 17 hari. Hal ini untuk menghindari litter menggumpal sejak awal. Bila ada litter yang menggumpal, maka litter perlu diganti sesuai dengan kondisinya.
3. Saat masa brooding, tidak ada salahnya menggunakan kertas koran di atas litter (sekam). Hal tersebut berfungsi menjaga anak ayam tidak makan sekam dan kertas koran bisa membantu mempercepat pengeringan feses/kotoran anak ayam.
4. Jika litter sangat lembab dan ingin menambahkan litter baru, maka sebaiknya ditaburi kapur terlebih dahulu agar cepat kering, setelah itu baru ditumpuk dengan litter yang baru.
5. Perbaiki atap kandang yang bocor dan hindari pekerjaan yang tergesa-gesa terutama dalam pergantian air minum (jangan sampai tumpah ke litter).
6. Pastikan instalasi tempat minum ayam terpasang dengan benar agar tidak terjadi kebocoran air.
7. Pastikan ventilasi harus baik dan lancar agar sirkulasi udara cukup baik, sehingga udara kotor tidak terakumulasi di dalam kandang dan daya tahan (keawetan) dari litter akan lebih baik.
8. Selalu kontrol suhu, kelembapan dan densitas (kepadatan) ayam di dalam kandang.
9. Peternak dapat menggunakan jenis probiotik tertentu untuk disemprot (aplikasikan) pada alas kandang.
Selain itu, penyebab penurunan kualitas litter harus dianalisa dan langsung dilakukan tindakan agar tidak menjadi faktor pemicu menurunnya kualitas kesehatan ayam, dan berujung pada performa produksi yang kurang baik. Semoga bermanfaat.