Jumat, 08 Mei 2020 14:05 Podomoro Feedmill
Vaksinasi merupakan tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak termasuk ayam, dimana untuk melindungi ternak dari penyakit. Vaksin sendiri merupakan mikroorganisme/agen infeksi yang sudah dilemahkan/dimatikan dan diformulasikan sedemikian rupa untuk digunakan pada infeksi buatan. Fungsinya ialah menggertak pembentukan kekebalan tubuh (antibodi) pada ternak (ayam) sehingga dapat mencegah infeksi penyakit. Jenis vaksin berdasarkan sifat hidup agen infeksi yang terkandung dalam vaksin ada 2 jenis, yakni vaksin aktif (active vaccine, live vaccine, vaksin hidup) dan vaksin inaktif (killed vaccine, inactivated vaccine). Namun, saat ini kita akan membahas apa itu vaksin aktif terlebih dahulu.
Apa itu Vaksin Aktif?
Vaksin aktif adalah vaksin yang mengandung/berisi mikroorganisme (virus/bakteri) yang masih hidup atau yang telah dilemahkan keganasannya. Karena virusnya hidup maka bisa bergerak AKTIF didalam tubuh ayam agar memancing antibodi dari sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus/bakteri ini. Saat ayam diberikan vaksin, maka kekebalan tubuh baru akan bereaksi kurang lebih dalam seminggu setelah pemberian vaksin aktif. Namun, perlu diketahui bahwa kekebalan ini akan melindungi tubuh ayam selama 2-3 minggu. Terkadang ada beberapa jenis vaksin yang perlu diulang pemberiannya.
Peternak Harus Tahu!
Vaksin C hanya untuk penyakit C bukan untuk semua penyakit, misal vaksin ND ya untuk penyakit ND, vaksin AI hanya untuk penyakit AI, bukan sekali vaksin untuk banyak penyakit.
Sediaan vaksin aktif biasannya dalam bentuk kering beku. Sehingga pada aplikasi atau pemakaiannya harus dilarutkan dahulu menggunakan pelarut, dapat berupa air biasa (minum) atau aqua destilata. Hal yang perlu diperhatikan saat vaksinasi dengan vaksin aktif adalah agen infeksi yang terkandung dalam vaksin harus segera masuk ke dalam tubuh ayam setelah dilarutkan, karena agen infeksinya hanya dilemahkan. Vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin, dalam waktu kurang dari 2 jam. Setelah vaksin diberikan, maka agen infeksi yang terkandung akan menuju ke target organ kekebalan untuk bermultiplikasi (tindakan atau proses memperbanyak) kemudian menuju ke organ limfoid untuk menggertak pembentukan kekebalan.
Cara pemberian vaksin aktif dapat secara Masal (air minum, spray), dan juga dapat perindividu (suntikan, tetes mata/hidung/mulut). Akan tetapi, yang paling banyak digunakan adalah dengan cara tetes mata dan air minum. Untuk sifat kekebalan dari vaksin aktif lebih mudah terbentuk tetapi cepat pula turun.