Mengenal Telur Infertil pada Penetasan Telur

Selasa, 05 Mei 2020 13:05 Podomoro Feedmill

<p><span style="font-size: 12pt;">Ditengah pandemi Covid-19, harga kebutuhan pokok termasuk harga telur ayam terus mengalami pasang surut.</span></p>

Ditengah pandemi Covid-19, harga kebutuhan pokok termasuk harga telur ayam terus mengalami pasang surut. Penurunan harga telur ayam juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Lockdown dan PSBB. Selain itu, terdapat isu mengenai faktor lain dari penurunan harga telur, yakni diedarkannya/digelontorkannya telur infertil ke pasar-pasar dengan harga yang lebih rendah dengan telur ayam pada umumnya. Lalu, apa itu telur infertil? Yuk kita bahas bersama.

 

Telur Infertil

Telur ayam infertil merupakan telur yang tidak dapat menetas. Telur infertil yang berasal dari telur tetas dapat diperoleh saat candling pada proses penetasan. Candling adalah proses peneropongan telur menggunakan cahaya untuk melihat perkembangan embrio dalam telur (Almunifah, 2014). Penetasan telur dengan mesin tetas telah banyak dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah.  Seleksi telur infertil pada penetasan biasanya dilakukan pada hari kedua penetasan atau pada hari kelima, tergantung dari kebiasaan/pengetahuan penetas (Winarti dan Triyantini, 2005). Telur infertil akan tampak terang saat candling. Telur yang nampak terang saat proses candling sebenarnya tidak hanya telur infertil saja tetapi juga telur yang embrionya mengalami mati dini, namun pada proses candling semua telur tampak terang disebut sebagai telur infertil karena penampakannya sama (Nuryati dkk., 2002).

 

Faktor Penyebab Telur Infertil (gagal menetas)

1. Perbandingan (Rasio) antara pejantan dan induk kurang seimbang pada saat proses pembuahan.

2. Gizi pejantan dan induk ayam kurang sempurna (vitamin A dan E).

3. Umur pejantan dan induk terlalu tua atau pun masih muda, bahkan kualitas sperma kurang baik (kurang aktif). 

Telur infertil bisa juga disebabkan telur mengalami transportasi yang jauh (terjadi goncangan di luar toleransi) atau terlalu lama rentang waktu dari proses peneluran hingga dimasukkan ke dalam mesin tetas, sehingga tali pengikat yolk menjadi putus. Hal ini menyebabkan embrio mati sebelum berkembang lebih jauh (Hartono dan Isman, 2013).

Embrio di dalam telur mengalami mati dini disebabkan karena faktor penyimpanan telur tetas yang kurang baik dan penyimpanan terlalu lama, sehingga menyebabkan mikrobia masuk ke dalam telur dan merusak isi telur serta fumigasi terlalu lama atau dosis fumigan terlalu tinggi juga dapat menjadikan embrio telur mati dini (Nuryati dkk., 2002).

 

Bahaya atau tidak jika dikonsumsi?

Usaha penetasan telur akan menghasilkan telur infertil (telur yang tidak dibuahi) yang berpeluang cukup besar sebagai telur konsumsi. Telur infertil pada penetasan dengan mesin tetas biasanya dimanfaatkan sebagai telur konsumsi namun belum diketahui mutunya.

 

Disarankan pada pemilihan dan pengolahan telur infertil hasil afkir industri penetasan untuk kosumsi, sebaiknya menggunakan telur infertil pada lama penetasan 9 hari.

 

 

Bagikan :