Prolapsus Pada Ayam

Senin, 20 Juli 2020 15:07 Podomoro Feedmill

<p><span style="font-size: 12pt;">Prolapsus merupakan kejadian dimana saluran organ dalam ayam berkontraksi secara berlebih dan</span></p>

Prolapsus merupakan kejadian dimana saluran organ dalam ayam berkontraksi secara berlebih dan keluar dari posisinya. Adanya kontraksi berlebih maka saluran organ dalam akan tertahan oleh lemak abdomen (lemak perut), akhirnya saluran ikut keluar sehingga terjadilah pendarahan. Prolapsus dapat terjadi pada ayam petelur maupun ayam pedaging. Namun, yang paling dominan terjadi pada ayam petelur (masa layer). Sebenarnya kejadian prolapsus akan berakibat fatal karena berdampak pada kerusakan permanen saluran organ dalam ayam. Oleh karena itu, kasus prolapsus tidak dapat diobati namun hanya bisa dicegah.

 

Prolapsus pada Ayam Petelur

Prolapsus pada ayam petelur adalah keluarnya saluran telur (oviduct) dari kloaka yang tidak segera tertarik masuk kembali. Hal ini dikarenakan tidak lancarnya proses pengeluaran telur. Jika tidak segera diselamatkan, maka ayam disekitarnya akan mematuk bagian kloaka atau duburnya yang akan menyebabkan pendarahan, infeksi dan berakhir kematian.

 

Penyebab Prolapsus pada Ayam Petelur

Faktor penyebab yang dapat memicu terjainya prolapsus sangatlah banyak, seperti: 

1. Pemberian rangsangan cahaya yang terlalu dini menyebabkan proses bertelur akan lebih awal dan cenderung mudah mengalami prolapsus (organ reproduksi belum sempurna).

2. Bobot badan ayam yang over (obesitas) akan banyak lemak di sekitar organ reproduksi, sehingga dapat memicu terjadinya prolapsus.

3. Rasio pakan yang tidak seimbang seperti ketidakcukupan kalsium dalam ransum juga akan melemahkan otot saluran reproduksi.

4. Prolapsus lebih sering terjadi pada saat puncak produksi, karena proses metabolisme berjalan maksimal.

5. Selain itu, telur double yolk (besar) juga mampu memicu prolapsus.   

 

Pencegahan Prolapsus Pada Ayam Petelur

Pencegahan sangat dianjurkan, karena kasus prolapsus pada ayam tidak dapat diobati. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Lakukan kontrol bobot badan ayam secara rutin dan ketat, setidaknya 1 minggu sekali dengan jumlah sampel minimal 100 ekor per kandang. Bobot badan dikatakan sesuai standar jika ± 10% dari standar bobot badan yang dikeluarkan breeder (panduan manual). Selain bobot badan, keseragaman ayam juga harus diperhatikan, dimana keseragaman yang baik yaitu lebih dari 80%. Saat bobot badan ayam tidak sesuai standar, maka perlu segera dilakukan treatment (penanganan) sehingga bobot badan ayam sesuai standar.

 

2. Atur program pencahayaan sesuai kebutuhan. Jangan memberikan pencahayaan dengan lama waktu dan intensitas yang berlebih. Pencahayaan untuk masa layer sebaiknya diberikan selama cahaya 17 sampai 20 jam sehari semalam dengan intensitas sekitar 5 – 10 lux.

 

3. Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam, terutama kandungan energi metabolisme dan protein (asam amino) untuk setiap periodenya.

 

4. Jaga kondisi farm agar nyaman untuk pemeliharaan ayam, seperti tersedianya ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara lancar sehingga kandang tidak terlalu panas/pengap. Selain itu, agar oksigen tersedia dalam jumlah cukup. Hindari juga hal-hal yang menyebabkan ayam stres agar bobot badan ayam tetap konsisten sesuai standar.

 

Jika sudah terjadi kasus prolapsus, maka tindakan penanganan yang kami anjurkan yaitu Culling atau afkir ayam yang telah mengalami kasus prolapsus tersebut, karena sudah tidak produktif lagi. Jika umur ayam masih dalam kategori produktif, seleksi ayam-ayam dengan berat badan melebihi standar. Tinjau formulasi ransum atau kurangi jumlah pemberian ransum. Semoga informasi yang kami berikan berguna dan bermanfaat.

 

 

 

Bagikan :