Mengenal Zat Anti Nutrisi dalam Pakan Unggas

Senin, 24 Februari 2020 07:02 Podomoro Feedmill

<p>Zat Antinutrisi sangat perlu diketahui bagi peternak ataupun formulator pakan. Terutama para peternak yang melakukan self mixing pada pakannya. Namun di sisi lain jarang disadari oleh para peternak, bahwa tidak semua zat nutrisi mampu diserap oleh sist

Zat Antinutrisi sangat perlu diketahui bagi peternak ataupun formulator pakan. Terutama para peternak yang melakukan self mixing pada pakannya. Namun di sisi lain jarang disadari oleh para peternak, bahwa tidak semua zat nutrisi mampu diserap oleh sistem pencernaan unggas. Bahkan, pakan ternak dapat mengandung racun alami yang disebut sebagai faktor zat antinutrisi. Lalu, apa itu faktor zat antinutrisi?

Faktor Zat Antinutrisi

Faktor zat antinutrisi adalah zat yang baik secara langsung atau melalui produk metabolisme mereka, mengganggu pemanfaatan pakan dan mempengaruhi kesehatan serta produksi hewan melalui mekanisme penurunan asupan nutrisi, gangguan pencernaan dan penyerapan serta mengakibatkan efek samping merugikan lainnya (Akande et al., 2010). Antinutrisi yang paling banyak ditemukan dalam pakan unggas dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu antikarbohidrat, antiprotein dan antimineral.

 

Sumber: National Research Council (NRC), 1994

 

Antikarbohidrat

Zat Antikarbohidrat seperti NSP ( Non-Starch Polysaccharide), karbohidrat ini sulit dicerna sehingga lolos dari saluran pencernaan. Secara tidak langsung penyerapan nutrisi tidak terjadi secara maksimal. Selain itu, NSP akan mempengaruhi mikroflora dalam saluran pencernaan dan menurunkan energi metabolisme. NSP juga sering ditemukan pada bakan baku pakan seperti, barley, gandum, kedelai, bahkan jagung.  

 

Antiprotein

Zat Antiprotein seperti Protease Inhibitor dan Tanin. Protease Inhibitor merupakan zat penghambat pemecahan protein, sehingga protein pada pakan tidak terserap secara maksimal alhasil keluar melalui kotoran. Protease inhibitor yang terkandung di dalam kedelai dapat menghambat enzim tripsin, sehingga dikenal sebagai tripsin inhibitor (Reseland, dkk., 1996). Sedangkan tanin merupakan senyawa yang larut dalam air dan dapat mengendapkan protein dari larutan. Tanin ditemukan pada bahan baku pakan barley, bungkil biji kapas, bungkil kedelai, sorgum, dedak padi dan beberapa biji yang mengandung minyak. Sorgum yang mengandung tanin bila dikonsumsi akan menyebabkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi pakan pada broiler, menurunkan produksi telur pada ayam petelur.  

 

Antimineral

Zat Antimineral salah satunya asam fitat. Asam fitat memiliki peran mengganggu produktifitas ternak. Istilah fitat mengacu untuk molekul asam fitat, yang umumnya berperan sebagai chelate (mengikat) untuk Magnesium (Mg), kalsium (Ca), Natrium (Na), besi (Fe), seng (Zn) dan Kalium (K), serta dalam beberapa kasus protein dan karbohidrat (Selle et al., 2000). Pallaup dan Rimback (1996) menambahkan asam fitat akan berikatan juga dengan asam amino (protein) dan menghambat enzim pencernaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan kecernaan nutrien dalam saluran pencernaan.

 

Berbagai Zat Antinutrisi dalam bahan pakan unggas dapat diminimalisir dengan berbagai metode pengolahan. Seperti perendaman, perkecambahan, perebusan, pemasakkan dan fermentasi. Penambahan enzyme juga sangat diperlukan sebagai zat untuk memproses bahan pakan unggas.

 

 

 

 

 

 

 

Kegunaan : Enzyme Maximal

1. Efisiensi dalam memperbaiki kualitas pakan

2. Memperbaiki pertumbuhan dan performance unggas dan hewan besar

3. Memaksimalkan penyerapan serat kasar pada pakan

4. Memperbaiki mutu litter, mengurangi limbah dan polusi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan :