Manajemen Transportasi Terhadap Penyusutan Karkas dan Mortalitas Ayam

  • Senin, 29 Juni 2020 14:06
  • Podomoro Feedmill
<p><span style="font-size: 12pt;">Sampai saat ini, proses transportasi ayam broiler ketika panen dilakukan&nbsp;</span></p>

Sampai saat ini, proses transportasi ayam broiler ketika panen dilakukan menggunakan keranjang yang ditumpuk pada truk pengangkut untuk dibawa dari lokasi kandang menuju ke rumah potong ayam (RPA) atau tempat tujuan lainnya. Namun, sebagian peternak kurang mengetahui bahwa proses transportasi sangat memengaruhi penyusutan karkas/bobot badan dan tingkat mortalitas ayam. Lalu, bagaimana teknik proses transportasi yang baik untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan?

 

Transportasi Ayam Broiler

Menurut Ilham dan Yusmichad (2004) transportasi ternak merupakan suatu bagian dari manajemen peternakan yang terdiri atas pengiriman ternak menuju konsumen dengan maksud untuk bibit, pembesaran, penggemukan, bahkan untuk pemotongan dan produksi daging. Faktor utama di dalam transportasi yang dapat menentukan kenyamanan dan kesehatan ternak adalah desain sarana angkut, kepadatan, ventilasi, standar mengemudi, dan mutu/kualitas jalan. Namun, sampai saat ini terdapat akibat yang timbul dari proses transportasi ayam broiler.

 

Akibat Proses Transportasi

1. Stres dan Kenaikan Suhu Tubuh

Timbulnya stres selama transportasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penanganan kasar selama bongkar muat, getaran dan kebisingan selama transportasi, pengelompokan dan lingkungan baru, kepadatan muatan, adanya pembatasan gerak, ventilasi tidak memadai, suhu dan kelembaban ekstrim serta kecepatan angin yang tinggi (Nanni, 2008; Frandson, 2009). Potensi stres yang sering timbul dalam transportasi di siang hari adalah adanya cekaman yang disebabkan oleh panas sinar matahari. Ayam atau ternak unggas lainnya tergolong hewan homeothermic (berdarah panas) dengan ciri-ciri tidak memiliki kelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu. Ketika ayam dalam kondisi panas, maka akan kesulitan membuang panas tubuh ke lingkungan berakibat pada kenaikan suhu tubuh. Energi ayam akan habis terbuang karena untuk mempertahankan suhu tubuhnya.  

2. Penyusutan Karkas/Bobot Ayam dan Mortalitas Ayam

Menurut para ahli, bahwa proses transportasi mengakibatkan penyusutan karkas/bobot badan ayam. Semakin lama ayam dalam perjalanan, maka mengakibatkan dehidrasi yang berdampak pada penyusutan bobot badan ayam. Sesuai dengan hasil penelitian (Karaman,2009) menjelaskan bahwa ayam broiler jantan umur 42 hari yang ditansportasikan selama 1,2, dan 3 jam mengalami penyusutan bobot badan masing-masing sebesar 2,34%, 3,22%, dan 5,31%. Penjelasan lain dijelaskan oleh Ondrasovicova,dkk. (2008) bahwa ayam broiler yang ditansportasikan pada jarak 30-120 km menyebabkan penyusutan bobot badan sebesar 100-120 grm/ekor atau 8-10%. Namun, hasil angka-angka ini dapat berubah tergantung dari faktor lingkungan yang ada. Faktor kematian atau mortalitas dalam perjalanan sangat bervariasi tergantung pada musim, letak geografis, panjang perjalanan, kerapatan ayam dalam box, status kesehatan dan desain kendaraan. Terkadang mortalitas masih dikategori normal jika jarak perjalanan tidak jauh dan macet.

 

Bagaimana Manajemen Transportasi yang Baik?

Tingkat penyusutan dan mortalitas ayam pada saat transportasi berhubungan dengan proses pra transportasi seperti proses penangkapan ayam dari kandang, penimbangan, dan proses muat ke dalam keranjang. Berikut dalam meminimalisirnya:

1. Memastikan bahwa ternak yang diangkut berada pada kondisi sehat dan memungkinkan untuk diangkut.

2. Menerapkan dan melakukan teknik handling yang baik pada saat proses penangkapan, penimbangan, dan muat ayam ke dalam keranjang.

3. Memastikan keranjang dalam keadaan bersih sebelum muat ayam, untuk menghindari infeksi bakteri, debu, ataupun amonia yang terdapat pada keranjang.

4. Memuat ayam sesuai dengan kepadatan yang sesuai dengan standar untuk menghindari overcrowded selama perjalanan.

5. Memilih waktu pengiriman pada saat suhu tidak terlalu panas (pagi hari/tengah malam) untuk menghindari heat stress berlebih pada saat perjalanan.

6. Memilih waktu dan medan perjalanan yang tepat untuk menghindari keramaian dan kebisingan akibat kemacetan, sehingga waktu tiba di tempat tujuan sesuai dengan waktu perkiraan.

7. Untuk lama waktu perjalanan belum ada standar baku yang pasti, namun jika perjalanan sangatlah jauh harus ada tempat transit (istirahat) untuk pemberian pakan atau minum.

 

Pastikan pada proses pra transportasi dan transportasi berjalan dengan baik. Keduannya memiliki hubungan yang saling berkaitan terhadap tingkat penyusutan dan mortalitas ayam. Semoga Bermanfaat.