Selasa, 14 Juli 2020 14:07 Podomoro Feedmill
Semakin berkembangnya usaha peternakan ayam, para peternak dituntut harus mampu bersaing dalam efisisensi biaya operasional dengan kualitas produk (hasil ternak) yang maksimal. Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki manajemen peternakan termasuk sistem pemeliharaan, dengan mempertimbangkan kenyamanan ayam. Maka dari itu, banyak peternak yang melakukan rekontruksi kandang dari open ke closed house. Adanya perkembangan kandang closed house baik full closed house maupun semi closed house yang diprediksi terus meningkat, maka mampu menjadi solusi daya saing yang ada.
Rekontruksi ke Kandang Closed House
Di era modern saat ini, rekontruksi kandang open ke closed house perlu dilakukan meskipun dilakukan secara bertahap (sedikit demi sedikit). Kandang sistem closed house merupakan sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, dan gas-gas yang berbahaya (CO, CO2 dan NH3) yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam. Kandang sistem closed house bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ayam, efisiensi lahan dan tenaga kerja, serta menciptakan usaha peternakan yang ramah lingkungan.
Rekontruksi kandang open menjadi closed house membutuhkan berbagai komponen yaitu kandang, kipas, cooling pad, temptron yang berfungsi sebagai pengontrol utama, panel kontrol listrik, tirai untuk samping kanan dan kiri plafon, dan listrik yang bisa bersumber dari PLN dan genset. Namun, sejauh ini rekonstruksi ke kandang tertutup (full closed house) dihadapkan pada kendala modal dan teknologi yang masih kurang, serta minimnya infrastruktur. Biaya investasi kandang tertutup memang lebih besar dibandingkan kandang terbuka, namun sudah banyak peternak yang beralih ke kandang tertutup dengan berbagai pertimbangan, salah satunya untuk meningkatkan performa maupun produktivitas.
Solusi Meningkatkan Performa dan Produktivitas
Menurut para ahli, dengan menerapkan sistem kandang closed house, kenyamanan ayam akan mudah tercapai. Ketika ayam merasa nyaman secara langsung kebutuhan ayam terpenuhi, hal ini diharapkan menghasilkan performa maupun produktivitas yang lebih baik. Beberapa peternak sudah membuktikan, bahwa dengan menggunakan kandang sistem closed house mampu meningkatkan performa ternak dan memiliki daya saing yang lebih baik. Salah satu hasil riset membuktikan dengan menggunakan kandang open house ayam broiler dipanen diumur 30 hari dengan bobot badan 1,8 kg, FCR 1,52 - 1,53 dan indeks prestasi (IP) 260-370, sedangkan ayam broiler dipelihara dengan kandang closed house mampu mencapai bobot badan 2-2,1 kg, FCR 1,5 dan indeks prestasi 400-420. Semakin tinggi pencapaian IP maka keuntungan peternak akan semakin besar.
Perlu diketahui, dengan memilih cara seperti ini secara lansung potensi hasil industri perunggasan di Indonesia tidak kalah jauh ketinggalan untuk diekspor ke negara lain. Semoga Bermanfaat.