Senin, 23 Desember 2019 03:12 Podomoro Feedmill
Beternak ayam pedaging (Broiler) maupun ayam petelur (Layer) memanglah susah susah gampang, karena ayam adalah makhluk hidup dimana untuk memelihara nya butuh perhatian khusus dan teliti. Untuk memeroleh hasil yang maksimal maka diperlukan manajemen pemeliharaan yang optimal sampai masa produksi. Butuh perencanaan yang matang dalam pemelihaaraannya, karena untuk mengantisipasi gangguan penyakit, dan gangguan lainya seperti gangguan perubahan iklim/cuaca yang drastis, bahkan sampai gangguan yang tidak terlihat seperti gas gas yang sangat berpengaruh langsung terhadap kesehatan si ayam, seperti gas amonia, hidrogen serta gas gas yang di keluarkan dari alas kandang yang basah dan menggumpal. Dimana alas kandang yang basah juga akan mengakibatkan berbagai penyebab penyakit.
Banyak para peternak yang menganggap enteng dan sebelah mata mengenai kondisi alas kandang yang tidak sesuai standart penggunaan. Padahal dengan alas kandang yang berkualitas rendah akan memengaruhi keselamatan bagi ayam yang dipelihara. Hal itu, nantinya berdampak negatif terhadap performa ayam dan berujung pada kerugian ekonomi.
Manajemen Alas Kandang
Di Indonesia, litter banyak diartikan sebagai sekam, karena para peternak dalam penggunaan material litter menggunakan sekam padi. Padahal sebenarnya sebagai alas kandang tidak hanya menggunakan sekam saja tapi juga dapat menggunakan bahan lain seperti jerami, serbuk gergaji, pasir, kulit kacang serta potongan kertas bekas. Peternak juga harus jeli dalam memilih material yang akan dijadikan sebagai bahan litter yang baik diantaranya, mampu menyerap air, ringan (low density), murah, mudah didapat, aman (tidak beracun) dan kontinyu keberadaanya.
Dalam penggunaan bahan alas setiap peternak pasti berbeda beda. Perlu peternak ketahui dalam penggunaan bahan alas kandang sebelum siap digunakan oleh si Day Old Chick (DOC), terlebih dulu perlu adanya desinfeksi dan fumigasi yang dapat menggunakan formalin dan Kalium permanganat (PK). Kedua bahan tersebut berfungsi untuk membunuh jasad renik, larva cacing dan bakteri bakteri yang ikut terbawa yang mampu menurunkan kesehatan si ayam. Selama masa produksi perlu adanya kontrol alas kandang.
Alas kandang harus tetap dalam keadaan kering dan tidak menggumpal dengan cara membolak balikkan sekam dengan menggunakan sekop, dan jika terdapat alas kandang yang menggumpal maka perlu diambil dan dimasukkan didalam karung untuk di bawa keluar kandang. Jika alas kandang yang basah dan menggumpal cukup tinggi maka perlu diambil dan penaburan dengan alas kandang yang baru dan kering. Kondisi kontrol alas kandang seperti ini bertujuan agar ayam tetap dalam kondisi nyaman dan mampu makan dan minum secara optimal. Penyebab alas kandang basah banyak faktornya, diantaranya akibat atap bocor, percikan air hujan dari dinding luar kandang akibat ventilasi yang kurang baik, tumpahan air dari tempat minum, bahkan kotoran ayam yang cair karena diare dari penyakit saluran pencernaan atau kadar garam yang terlalu tinggi dalam pakan.
Upaya Untuk Mencegah
1. Penggunaan litter dengan ketebalan yang optimal yaitu 8-12 cm.
2. Lakukan manajemen pembolak balikkan litter untuk mencegah litter basah, lakukan pula tabur sekam jika litter banyak yang basah dan menggumpal. Jangan dilakukan sesering mungkin butuh selang waktu karena dapat memengaruhu produktifitas ayam.
3. Selalu cek kondisi dan pemasangan tempat air minum.
4. Jika litter basah diakibatkan feces basah karena terinfeksi oleh bakteri seperto E.Coli penyebab koksidiosis maka perlu solusi pertama ialah pengobatan.
5. Memerhatikan kualitas ransum jangan terlalu tinggi kandungan garam atau protein.
6. Mengatur sistem ventilasi dan suhu ruangan kandang.
7. Saat musim hujan, perbaiki kandang yang bocor bocor.
Penyakit yang Timbul
Sebenarnya berbagai jenis penyakit dapat timbul gara gara alas kandang yang basah, tapi beberapa penyakit yang menonjol akibat alas kandang basah adalah penyakit pernafasan (CRD, IB, Infectious Coryza). Penyakit pencernaan ( Coccidiosis, Necrotic Enteritis, Salmonellosis, Staphylococcosis), penyakit jamur, penyakit kaki membengkak, dan dada melepuh.
Demikian sekilas tentang bahaya litter basah, semoga para peternak mampu dan tau cara manajemen litter yang baik agar memeroleh performa dan produktifitas ayam yang optimal.