Selasa, 10 Desember 2024 13:12 Podomoro Feedmill
Setiap peternak
memiliki metode pemeliharaan masing-masing terhadap ayam yang mereka ternakkan.
Hal ini juga bergantung pada jenis ayam yang dipelihara, seperti ayam kampung,
ayam pedaging (broiler), maupun ayam petelur (layer). Namun, teknik
pemeliharaan ayam kampung masih belum secanggih ayam ras seperti broiler atau
layer. Umumnya, tujuan utama beternak ayam adalah untuk menghasilkan daging dan
telur. Namun, dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk ayam, baik
daging maupun telur, sistem manajemen pemeliharaan ayam terus berkembang. Mari
kita bahas beberapa sistem beternak ayam berikut ini:
1.
Sistem Umbaran
Pada sistem
umbaran, tidak ada aturan khusus mengenai desain kandang. Oleh karena itu,
sering disebut kandang sederhana. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam
sistem ini adalah melindungi ayam dari cuaca ekstrem dan pencurian. Sistem ini
masih tergolong tradisional, di mana ayam dibiarkan bebas berkeliaran.
Biasanya, ayam dilepas di pagi hari dan dimasukkan kembali ke kandang pada sore
hari.
Metode ini cocok
diterapkan di daerah pedesaan dengan halaman yang luas. Dengan sistem umbaran,
peternak dapat menghemat biaya pakan karena ayam secara alami mencari makan
tambahan. Salah satu kekurangannya yaitu produktivitas ayam cenderung rendah,
dan proses reproduksi berlangsung secara alami tanpa pengendalian. Sistem ini
sering digunakan untuk pemeliharaan ayam kampung.
2.
Sistem
Semi-Intensif
Sistem ini menggunakan
kandang tipe pekarangan, yaitu hamparan lahan yang dikelilingi pagar untuk
mencegah ayam keluar. Di area tersebut, disediakan kandang tertutup untuk
tempat berteduh atau beristirahat. Dasar kandang sebaiknya berupa tanah yang
dibiarkan alami dengan tambahan hijauan seperti rumput. Sesekali tanah
digemburkan agar ayam bisa mencari pakan alami seperti cacing.
Metode
semi-intensif mulai berorientasi pada keuntungan meski masih dijadikan usaha
sampingan. Sistem ini lebih efisien dibandingkan umbaran dan cocok untuk ayam
kampung, ayam joper, maupun ayam ras. Produktivitas ayam pada sistem ini lebih
baik dibandingkan sistem tradisional.
3.
Sistem Intensif
Sistem intensif
banyak digunakan untuk pemeliharaan ayam ras dengan tujuan meningkatkan hasil
produksi daging dan telur secara maksimal. Sistem ini menggunakan kandang
modern dengan fasilitas yang mendukung seperti ventilasi, sanitasi, dan
pencahayaan yang terkontrol. Berbeda dengan sistem semi-intensif, sistem
intensif membutuhkan perhatian lebih pada pakan, minum, dan perawatan hingga
ayam mencapai masa panen. Meski biaya operasional lebih tinggi, hasil yang
diperoleh jauh lebih optimal. Kerena meliliki keunggulan yakni produksi daging
dan telur berkualitas tinggi serta proses pemeliharaan lebih terkontrol.
Semoga informasi
ini bermanfaat dan dapat membantu Anda menentukan sistem pemeliharaan yang
tepat!