Meningkatkan Performa Ayam Broiler Lewat Seksing Jenis Kelamin
Performa ayam broiler yang baik
merupakan dambaan setiap peternak. Sebab, performa yang bagus akan berdampak
pada hasil panen yang didapatkan. Postur tubuh sexing menjadi salah satu
program khusus yang sering digunakan peternak sebelum melakukan pemeliharaan
ayam broiler. Program sexing biasanya dilaksanakan ketika ayam broiler masih
dalam usia sehari (DOC). Sexing merupakan usaha untuk melakukan seleksi ayam
broiler berdasarkan jenis kelaminnya. Berikut ini manfaat seksing bagi peternak
yang akan melakukan pemeliharaan ayam broiler:
1. Postur Tubuh
Ayam jantan memiliki postur tubuh
yang lebih besar dibandingkan ayam betina. Postur tubuh memiliki hubungan dengan
konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, serta konversi pakan. Perbedaan postur
antara ayam jantan dan betina disebabkan oleh tingkat konsumsi pakan dan
agresivitas yang lebih tinggi pada ayam jantan.
2. Hormon
Ayam jantan memiliki hormon
testosteron yang lebih banyak dimana hormon testosteron dapat merangsang
peningkatan sekresi growth hormone (GH). Growth hormone mampu merangsang
pertumbuhan yang lebih cepat dengan cara mempercepat pembelahan sel dan
sintesis protein. Sedangkn ayam betina memiliki hormon estrogen yang dihasilkan
oleh ovarium.
Presentase estrogen berbanding lurus
dengan lemak tubuh. Apabila estrogen tinggi, maka lemak tubuh juga akan ikut
meningkat. Timbunan lemak ayam broiler betina lebih banyak daripada ayam
jantan.
3. Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah)
Ayam jantan memiliki eritrosit
500.000 lebih banyak dibanding betina. Eritrosit menjadi tolak ukur nutrisi
pada ternak untuk menunjang metabolisme mengedarkan O2 ke seluruh sel di dalam
tubuh. Perbedaan pertumbuhan ayam broiler jantan dan betina ini dibuktikan
dengan pemeliharaan seleksi kelamin (sexing). Perbedaan pertumbuhan ayam
broiler yang telah disexing dipengaruhi (salah satunya) oleh tingkah laku
agonistik atau agonistic behaviour.
4. Tingkah Laku
Tingkah laku agonistik ayam broiler
meliputi tingkah laku menonjolkan postur, melakukan pendekatan, menakut-nakuti,
berkelahi, yang berhubungan dengan agresivitas, kepatuhan dan pertahanan.
Tingkah laku agonistik pada ayam broiler akan mempengaruhi kebutuhan pakan, dimana
individu dengan tingkat agonistik dominan akan menghabiskan jumlah pakan lebih
tinggi daripada individu dengan tingkat agonistik lebih rendah. Unggas kelamin
jantan cenderung menunjukkan tingkah laku agonistik dibanding betina pada saat
dewasa atau fase finisher sehingga konsumsi pakannya akan lebih tinggi
dibanding betina.