Waspada Gumboro di Peralihan Musim

Kamis, 10 Juni 2021 14:06 Podomoro Feedmill

Gumboro disebabkan oleh virus famili Birnaviridae, virus ini bersifat sangat menular dan akut...

Infectious Bursal Disease (IBD), di lingkungan peternak dikenal dengan penyakit gumboro. Saat pancaroba, peralihan musim hujan ke panas atau dari panas ke hujan ayam sangat rentan terserang gumboro. Gumboro dapat menyerang ayam berumur antara 3-6 minggu. Kejadian kematian ayam dapat meningkat selama 3-7 hari. Penyakit ini menyerang bagian organ pertahanan ayam yaitu bursa fabricius.

Bursa Fabricius 

Penyebab Gumboro

Gumboro disebabkan oleh virus famili Birnaviridae, virus ini bersifat sangat menular dan akut. Virus gumboro yang ganas dapat menyebabkan angka mortalitas (kematian) dan mordibitas (kesakitan) yang sangat tinggi, bahkan hingga mencapai 100%. Serangan terhadap organ pertahanan ayam mengakibatkan efek imunosupresif, yaitu lumpuhnya sistem pertahanan tubuh. Sehingga respon tubuh terhadap vaksinasi menjadi menurun.

Gejala Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 2-3 hari. Gejala klinis ayam yang terserang gumbro dapat ditandai dengan gejala stres, nafsu makan menurun, lemah, gemetar, sesak napas, bulu berdiri dan kotor terutama pada bagian perut dan dubur. Selanjutnya ayam akan diare, feses putih seperti kapur, bahkan sampai mengalami kematian karena dehidrasi.

Perubahan Patologi

Perubahan patologi anatomi dapat dilihat saat melakukan bedah bangkai atau bedah ayam sakit. Perubahan yang dapat dilihat saat ayam terserang gumboro adalah :

1. Ginjal membengkak dan pucat.

2. Perdarahan ditemukan pada otot dada dan paha.

3. Dehidrasi dan otot terlihat gelap.

4. Isi usus bersifat mukoid (berlendir dan kental).

5. Bursa fabricious membengkak hingga 3 kali lipat dari ukuran normal.

6. Limpa mempesar, ditemukan bercak putih keabuan pada permukaan.

7. Hati merah gelap, bahkan membengkak.

 

Penularan Gumboro

Penularan gumboro terjadi saat ayam sehat melakukan kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi (gumboro). Disamping itu dapat menular melalui ekskresi yang mencemari peralatan kandang, kendaraan, pakan, air, dan kotoran pada alas kandang (litter). Ulat tanah dan serangga lainnya seperti nyamuk kemungkinan dapat berperan dalam penularan.

Pencegahan  Gumboro

Pencegahan utamanya adalah mengusahakan agar induk ayam dapat menurunkan antibodi ke bibit ayam (DOC) sebanyak-banyaknya. Selain itu, melakukan vaksinasi anak ayam, melakukan biosecurity pada kandang dan luar kandang, serta melakukan manajemen pemeliharan yang baik. Pastikan sudah memeriksa semua tempat air minum agar semua ayam mendapat cukup air yang bersih.

Pengobatan Gumboro

Tidak ada pengobatan yang efektif karena penyakit gumboro disebabkan oleh virus. Namun menurut para ahli dapat diatasi menggunakan ramuan herbal atau sekedar pemberian vitamin dan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

1. Ramuan herbal terdiri dari gula merah sebanyak 100 gram, kunyit 100 gram, lempuyang 100 gram, dan air sebanyak 1 liter. Bahan-bahan tersebut dicampur dan blender dengan air. Kemudian rebus sampai mendidih, dinginkan dan saring semuanya. Ramuan ini dapat diencerkan lagi dengan air bersih sekitar 10 liter. (Kementan Badan Litbang Pertanian 2019)

2. Pada kasus gumboro murni, berikan air gula 2-5% dan vitamin atau elektrolit ke dalam air minum. Sangat bermanfaat dalam mencegah dehidrasi.

3. Pemberian antibiotik dapat mencegah infeksi sekunder.

Saat ayam terkena gumboro, ayam juga mengalami deman. Sebagian peternak ayam broiler ada yang memberikan paracetamol untuk mengatasinya. Pastikan ayam tetap terkontrol sehat saat musim pancaroba. Semoga bermanfaat.

 

Baca juga : Infectious Bronchitis, Sebabkan Penurunan Produksi Telur

 

Bagikan :