Ternak Ayam Di Dataran Tinggi Vs Dataran Rendah, Mana Yang Lebih Unggul?

Kamis, 03 Oktober 2024 13:10 Podomoro Feedmill

Ternak ayam, terutama ayam broiler umum dilakukan di Indonesia dengan perkembangan yang pesat. Ayam broiler dibudidayakan khusus untuk daging, dengan pertumbuhan cepat...

Ternak ayam, terutama ayam broiler umum dilakukan di Indonesia dengan perkembangan yang pesat. Ayam broiler dibudidayakan khusus untuk daging, dengan pertumbuhan cepat, siap panen dalam 30–35 hari. Lokasi pemeliharaan, seperti dataran tinggi dan rendah, mempengaruhi produktivitas karena perbedaan iklim, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda. Tapi tahukan kamu perbedaan ayam yang hidup didataran tinggi dan dataran rendah? Kali ini kita bahas perbedaan tersebut ya!

Perbedaan Ternak Ayam Broiler Di Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah

 

Lokasi pemeliharaan ayam broiler memengaruhi produktivitasnya karena perbedaan iklim antara dataran tinggi dan rendah, sehingga memerlukan penanganan budidaya yang berbeda. Berikut perbedaanya :

 

1.      Pertambahan Bobot Badan (PBB)

 

Rata-rata pertambahan bobot badan ayam broiler lebih tinggi di dataran tinggi dibandingkan dengan dataran rendah. Suhu lingkungan yang meningkat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kualitas daging ayam pedaging. Penurunan bobot badan terkait dengan penurunan konsumsi pakan dan peningkatan konsumsi air selama ayam mengalami stres panas. Pada suhu panas, metabolisme ayam melepaskan panas melalui evaporasi (penguapan melalui udara pernapasan) dan sering mengalami panting.

 

Peningkatan suhu tubuh akibat stres panas membuat metabolisme tidak optimal karena energi panas dari metabolisme harus dibuang ke lingkungan, yang sering terjadi di dataran rendah. Ayam broiler dapat hidup nyaman pada suhu lingkungan yang sesuai, dengan kisaran suhu ideal untuk ayam berumur 3-5 minggu adalah 18-23°C.

 

2.      Konsumsi Ransum Ayam Broiler

 

Ketinggian dataran dapat memengaruhi konsumsi pakan ayam broiler. Di dataran tinggi, kadar oksigen yang lebih tipis membuat ayam harus bernapas lebih keras, membutuhkan lebih banyak energi. Sebagai respons, ayam mengonsumsi lebih banyak pakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisinya. Suhu yang lebih rendah di dataran tinggi juga meningkatkan kebutuhan kalori, yang turut memicu peningkatan konsumsi pakan.

 

3.      Tingkat Kematian (Deplesi)

 

Di dataran tinggi, tingkat kematian ayam broiler cenderung lebih rendah karena suhu yang sejuk membantu mengurangi stres panas. Namun, suhu ekstrem, baik terlalu dingin maupun terlalu panas, dapat memengaruhi kesehatan ayam dan meningkatkan risiko deplesi. Oleh karena itu, pengaturan suhu lingkungan yang optimal sangat penting untuk mencegah deplesi pada ayam broiler di dataran tinggi.

 

4.      Konversi Pakan atau FCR

 

FCR (Feed Conversion Ratio) di dataran tinggi cenderung lebih rendah dibandingkan di dataran rendah, yang merupakan fakta menarik dalam pemeliharaan ayam. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti suhu yang lebih rendah di dataran tinggi yang memengaruhi metabolisme ayam. Oksigen yang lebih sedikit di dataran tinggi juga memengaruhi proses pencernaan dan pemanfaatan pakan.

 

Idealnya, FCR yang baik untuk ayam broiler berada di sekitar 1,5, yang menunjukkan efisiensi penggunaan pakan, di mana setiap 1,5 kilogram pakan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Pemantauan FCR sangat penting untuk memastikan efisiensi produksi yang optimal di peternakan ayam broiler.

 

5.      Perbedaan Daging Ayam

 

Di dataran tinggi, daging cenderung memiliki pH lebih tinggi daripada di dataran rendah. Ini mempengaruhi keempukan, warna, dan kemampuan daging dalam menahan air (Water Holding Capacity/WHC).

 

1)      Water Holding Capacity (WHC) pada daging di dataran tinggi lebih baik, menunjukkan kemampuan daging dalam mempertahankan kandungan air dan nutrisi yang lebih baik.

2)      Penyusutan daging di dataran tinggi ketika dimasak lebih rendah , artinya kehilangan cairan dan nutrisi saat memasak lebih sedikit.

3)      Kehilangan cairan (Drip Loss) pada daging di dataran tinggi juga lebih rendah, menunjukkan bahwa daging di dataran tinggi memiliki kehilangan air dan nutrisi yang lebih sedikit.

4)      Warna daging pada bagian dada dan paha cenderung lebih gelap di dataran tinggi, menandakan perbedaan warna daging antara dataran rendah dan tinggi.

 

Jadi sudah tahukan perbedaan ayam yang diternakan di dataran tinggi dan dataran rendah, semoga artikel ini bermanfaat untuk banyak orang. Terimakasih