Hati-Hati!! Musim Berganti, Ancaman Gumboro Meningkat

Jumat, 20 Desember 2024 09:12 Podomoro Feedmill

Infectious Bursal Disease (IBD), yang dikenal di kalangan peternak sebagai penyakit gumboro, merupakan penyakit yang sering menyerang ayam, terutama pada masa pancaroba,

Infectious Bursal Disease (IBD), yang dikenal di kalangan peternak sebagai penyakit gumboro, merupakan penyakit yang sering menyerang ayam, terutama pada masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim hujan ke musim panas atau sebaliknya. Ayam berusia 3-6 minggu sangat rentan terhadap penyakit ini. Selama masa serangan, angka kematian ayam dapat meningkat dalam kurun waktu 3-7 hari. Gumboro menyerang organ pertahanan tubuh ayam, yaitu bursa fabricius (bursa kloaka), yang berfungsi penting dalam sistem imun.

A.     Penyebab Gumboro

 

Penyakit Gumboro disebabkan oleh virus dari famili Birnaviridae dan genus Avibirnavirus. Virus ini memiliki dua serotipe, yaitu serotipe I dan serotipe II, namun hanya serotipe I yang bersifat patogen pada ayam. Virus Gumboro memiliki struktur RNA rantai tunggal (single-stranded RNA) dan berbentuk ikosahedral.

Virus Gumboro termasuk dalam kategori virus tidak beramplop, yang berarti tidak memiliki selubung lipid (lemak) di permukaannya. Virus tanpa amplop lebih sulit dihancurkan oleh desinfektan karena dilindungi oleh lapisan protein, berbeda dengan virus beramplop seperti AI (Avian Influenza), ND (Newcastle Disease), dan IB (Infectious Bronchitis), yang lebih rentan terhadap desinfektan. Karena sebagian besar desinfektan bekerja dengan meluruhkan lemak, virus Gumboro lebih tahan terhadap bahan kimia seperti ether, chloroform, dan kondisi lingkungan panas. Namun, virus ini tetap sensitif terhadap iodin dan aldehid.

 

Virus Gumboro sangat stabil dan dapat bertahan lama di lingkungan. Dalam feses, virus ini masih infektif hingga 122 hari setelah diekskresikan oleh ayam. Sementara itu, di dalam air minum dan pakan ayam, virus tetap infektif hingga 52 hari setelah diekskresikan.

 

B.      Gejala Klinis

 

Masa inkubasi penyakit gumboro berlangsung selama 2-3 hari. Ayam yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala berupa stres, penurunan nafsu makan, lemas, gemetar, sesak napas, bulu berdiri, serta kotoran menempel terutama di area perut dan dubur. Selanjutnya, ayam akan mengalami diare dengan feses berwarna putih seperti kapur, hingga berujung pada kematian akibat dehidrasi.

 

C.      Perubahan Patologi

 

Perubahan patologi anatomi dapat diamati melalui bedah bangkai ayam yang sakit. Ciri-ciri patologi pada ayam yang terserang gumboro adalah:

 

1.      Ginjal membengkak dan berwarna pucat.

2.      Terdapat perdarahan pada otot dada dan paha.

3.      Dehidrasi dengan otot yang tampak gelap.

4.      Isi usus bersifat mukoid (berlendir dan kental).

5.      Bursa Fabricius membengkak hingga 3 kali lipat dari ukuran normal.

6.      Limpa membesar dengan bercak putih keabuan pada permukaannya.

7.      Hati tampak berwarna merah gelap dan mengalami pembengkakan.

 

D.     Penularan Gumboro

 

Penularan gumboro terjadi melalui kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui ekskresi yang mencemari peralatan kandang, kendaraan, pakan, air minum, dan kotoran pada alas kandang (litter). Selain itu, ulat tanah dan serangga seperti nyamuk diduga dapat berperan dalam proses penularan.

 

E.      Pencegahan Gumboro

 

Peternak dapat mecegah penyebaran penyakit gumboro dengan berbagai cara antara lain :

 

1.      Memastikan induk ayam dapat menurunkan antibodi sebanyak-banyaknya ke bibit ayam (DOC).

2.      Melakukan vaksinasi pada anak ayam.

3.      Menerapkan biosecurity di dalam dan sekitar kandang.

4.      Mengelola manajemen pemeliharaan dengan baik.

5.      Memastikan semua ayam mendapatkan cukup air bersih untuk diminum.

 

F.       Pengobatan Gumboro

 

Karena gumboro disebabkan oleh virus, tidak ada pengobatan yang efektif. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

 

1.      Ramuan Herbal

 

Bahan: gula merah (100 gram), kunyit (100 gram), lempuyang (100 gram), dan air (1 liter).

Cara pembuatan: Semua bahan dicampur, diblender dengan air, direbus hingga mendidih, kemudian didinginkan dan disaring. Ramuan ini dapat diencerkan kembali dengan 10 liter air bersih. (Sumber: Kementan Badan Litbang Pertanian 2019)

 

2.      Air Gula dan Vitamin

 

Pada kasus gumboro murni, berikan air gula 2-5% dan vitamin atau elektrolit ke dalam air minum untuk mencegah dehidrasi.

 

3.      Antibiotik

 

Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi sekunder. Sebagian peternak ayam broiler juga memberikan paracetamol untuk mengatasi demam pada ayam yang terkena gumboro. Pemantauan kesehatan ayam terutama di musim pancaroba sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Semoga bermanfaat