Cegah Penyakit Aspergillosis Pada Ayam Sejak Dini, Ini Tipsnya!!
Persoalan jamur tidak hanya dialami manusia namun jamur pun ikut menyerang ayam di peternakan.
Dampak kerugian yang akan dialami peternak tidak sedikit, kasus jamur juga tidak hanya terjadi saat musim
penghujan. Disaat musim kemarau pun kasus ini bisa ditemukan, terlebih seperti
saat ini dikategorikan sebagai kemarau basah (musim kemarau yang masih disertai
hujan). Oleh karena itu, kita perlu mewaspadai masalah ini dengan amat teliti.
Salah satu penyakit yang menyerang
adalah Aspergillosis.
Apa itu Aspergillosis?
Aspergillosis adalah penyakit yang biasanya terjadi akibat
ayam menghirup spora jamur dari pakan atau litter yang terkontaminasi. Aspergillosis disebabkan oleh jamur Aspergillus
sp. Spesies yang paling sering menyerang ayam adalah Aspergillus flavus
dan Aspergillus fumigatus. A. fumigatus sering ditemukan pada material
organik seperti telur, sekam, pakan, serta peralatan (mesin inkubator). Jamur Aspergillus fumigatus dapat
berkembang pada bahan organik di lingkungan lembab pada suhu +25°C dan dapat tumbuh dengan baik di suhu 37°C - 60°C.
Sedangkan A. flavus lebih sering
ditemukan pada bahan baku pakan. Aspergillus akan menghasilkan banyak spora.
Spora tersebut berukuran sangat kecil dan ringan sehingga mudah menyebar di
udara dan mencemari pakan, sekam, jerami, biji-bijian, kandang, dsb
Banyak yang menyepelekan penyakit ini karena
bukan bagian dari penyakit viral yang menyerang ayam. Padahal, penyakit ini
memiliki dampak yang besar bagi ayam. Meskipun
jarang ditemukan penyakit tersebut sering dijumpai pada ayam pedaging maupun
petelur. Aspergillosis ini penyakit yang menyerang bagian pernapasan
ayam. Apabila Aspergillosis menyerang ayam muda, maka dampaknya adalah
kematian. Sedangkan, untuk
ayam yang lebih tua dampaknya adalah mengganggu performa produksi ayam. Oleh
karena itu, sangat penting untuk mengetahui apa saja penyebab, gejala, serta
mengatasi dan mencegahnya.
Gejala Klinis Aspergillosis
Peternak dapat mengetahui apakah ayam sedang terserang
penyakit tersebut dengan cara melihat gejala-gejala yang akan muncul, berikut
adalah gejala ayam terkena Aspergillosis, antara lain:
1. Anak Ayam
-
Nafsu
makan menurun secara drastis,
hingga berujung tidak mau makan
-
Anak
ayam yang memiliki aspergillosis akan memiliki warna kebiruan
dikepalanya
-
Ayam
akan susah untuk bernapas
-
Ayam
akan tampak seperti mengantuk
terus, serta malas beraktivitas dan bergerak
-
Apabila
jamur masuk dan mengkontaminasi selaput lender mata, maka mata anak ayam akan
mengalami peradangan. Biasanya mata akan tertutup oleh cairan kuning yang
kental serta membuat bulu sekitar mata akan lengket.
Gejala ini disebut sebagai ocular
2. Ayam Dewasa
-
Suara
napasnya menjadi kasar dan menciap
-
Paruh
ayam terbuka
-
Fases
ayam biasanya berubah berwarna kuning
-
Nafsu
makan ayam menurun sehingga badannya akan kurus karena kekurangan nutrisi.
Penanganan Penyakit Aspergillosis
Secara umum terapi yang efektif untuk
menangani aspergillosis pada ayam tidak ada. Oleh karena itu, saat Aspergillus
sp. menyerang, usaha yang dapat kita berikan adalah :
1) Lakukan culling pada ayam yang kondisinya
parah.
2) Tingkatkan stamina tubuh ayam dengan
memberikan vitamin dosis tinggi (vitamin high concentrate) seperti Fortevit.
3) Terapi efektif untuk penyakit aspergillosis
sebenarnya sampai saat ini masih belum berkembang. Meski demikian, untuk
membantu meringankan aspergillosis bisa diberikan anti jamur cupri sulfat 1
gram/5 liter air minum selama 3 hari serta nistatin 100 g/ton pakan.
4) Berikan antibiotik untuk menekan infeksi
sekunder (bakterial). Misalnya dengan memberikan Neo Meditril selama 5 hari
berturut-turut.
Pencegahan Penyakit Aspergillosis
Kerugian yang cukup besar akibat kontaminasi
jamur ini menyadarkan kita bahwa upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
Untuk itu, beberapa langkah tips pencegahan yang bisa kita lakukan ialah :
1) Sanitasi dan desinfeksi gudang ransum, egg
tray, peti telur, keranjang ayam, dll., sebelum digunakan. Untuk desinfeksi
peternak bisa menggunakan TRIPLE KILL yang berguna membuhuh pertumbuhan virus,
jamur maupun protozoa.
2) Lakukan pemeriksaan kualitas bahan baku ransum
secara rutin, terutama saat kedatangan bahan baku.
3) Selama penyimpanan bahan baku atau ransum,
hendaknya dilakukan pengecekan secara rutin dan jika teridentifikasi ada jamur
yang tumbuh, segera panaskan (>71-100°C) atau jemur ransum agar jamurnya
mati.
4) Berikan bahan penghambat pertumbuhan jamur
(mold inhibitor), terutama musim penghujan.
5) Aspergillosis tidak hanya mengontaminasi
ransum, namun bisa juga tumbuh di sekam maupun peralatan kandang yang terbuat
dari kayu atau bambu. Oleh karena itu, kebersihan dan kelembapannya harus
diperhatikan. Jika sistem kandang postal, gunakan sekam yang kering, tambah
ketebalan sekam (8-12 cm) dan segera ambil dan ganti sekam yang basah.
6) Bersihkan tempat ransum dan tempat minum.
Apabila menggunakan tempat minum talang (pipa PVC), disikat dan dibilas dengan
air bersih.
7) Sisa ransum yang basah dan menggumpal di
tempat ransum harus segera dibersihkan agar tidak ditumbuhi jamur.
8) Hindari aktivitas pengocoran ransum dengan air
untuk merangsang nafsu makan ayam secara berlebihan karena dapat meningkatkan
risiko tumbuhnya jamur.
9) Bagi peternak self mixing, tingkatkan periode
pembersihan mesin grinder maupun mixer, misalnya 2-7 hari sekali. Sisa ransum,
terutama yang berupa serbuk yang terdapat pada kedua alat itu akan menjadi
sumber kontaminasi jamur pada bahan baku ransum lainnya.
10) Pastikan penyimpanan ransum dilakukan dengan
baik.
Meskipun kasus Aspergillosis ini jarang
ditemukan, namun peternak tidak boleh menganggap remeh. Sedikit saja penyakit
tercemar, maka peternak akan merugi karena biaya pakan yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan performa ayam yang di dapatkan. Mulai sekarang perhatikan
kualitas pakan dan kebersihan lingkungan di sekitar ayam. Semoga bermanfaat.