Kamis, 26 Maret 2020 15:03 Podomoro Feedmill
Permasalahan di dunia ini, tentang Novel Coronavirus yang masih membawa kepanikan masyarakat. Termasuk para peternak dan perunggasannya. Ditambah lagi permasalahan perunggasan memang sangat kompleks. Dimana untuk memperoleh hasil produksi unggas yang tinggi, maka perlu mewaspadai banyak hal, salah satunya keberadaan bibit penyakit. Untuk mengurangi konsentrasi bibit penyakit, maka perlu menerapkan biosekuriti secara tepat.
Apa Itu Desinfeksi?
Proses menurunkan tingkat bahaya atau menghilangkan jumlah mikroorganisme. Disisi lain Desinfeksi merupakan salah satu aplikasi biosecurity yang wajib diterapkan dilingkungan sekitar. Desinfeksi ini dilakukan pada permukaan yang terindikasi kontaminasi oleh mikroorganisme.
Desinfektan
Desinfektan mampu membunuh bibit penyakit pada permukaan jaringan hidup, seperti pada kulit, tangan (dosis rendah) dan yang menempel pada benda mati.
Desinfektan yang baik juga tidak memiliki sifat toksik pada hewan dan manusia, tidak korosif, bersifat biodegradable (bisa terurai dan tidak meninggalkan residu), memiliki kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap, tidak meninggalkan noda, dan mudah digunakan (Butcher dan Ulaeto, 2010).
Sasaran Desinfeksi
a. Pada lingkungan peternakan misalnya, tempat pakan, tempat minum, lantai dan dinding kandang, alat transportasi, dan air minum.
b. Pada Tempat kerja dan Fasilitas Umum misalnya lingkungan dengan permukaan seperti lantai, dinding, meja, kursi,dsb. Benda yang sering bersentuhan dengan tangan, seperti gagang pintu, pegangan escalator, dan tangga, dsb. Ventilasi buatan seperti air conditioner, air sterilization, air purifier, AC sentral.
Golongan Desinfektan
Beberapa golongan desinfektan yang sering digunakan di peternakan antara lain:
1. Alkohol
Desinfektan turunan alkohol, seperti etanol dan isopropanol, memiliki sifat non-korosif tapi berefek kaustik (mengiritasi, seperti terbakar).
2. Aldehid
Turunan aldehid seperti formaldehid, paraformaldehid, dan glutaraldehid bekerja mendenaturasi protein sel bibit penyakit, memiliki spektrum luas, bersifat stabil, persisten, biodegradable, dan cocok untuk desinfeksi beberapa material peralatan. Namun senyawa ini mudah menimbulkan resistensi, berpotensi sebagai karsinogen, dan bisa mengiritasi selaput lendir (Larson, 2013).
3. Oxidizing Agent
Senyawa pengoksidasi (oxidizing agent) yang umum digunakan sebagai desinfektan adalah hidrogen peroksida, iodine dan Chloramine-T. Mekanisme kerja senyawa ini ialah mengganggu struktur dan proses sintesis protein serta asam nukleat. Desinfektan golongan ini efektif membunuh bakteri, virus, dan jamur, namun memiliki sifat korosif terhadap logam.
4. Fenol
Senyawa turunan fenol (misal kresol) memiliki aktivitas antimikroba dengan merusak lapisan lemak (lipid) pada membran plasma bibit penyakit
5. Ammonium Quartener (QUATS)
Turunan QUATS seperti benzalkonium chloride (BKC), benzetonium chloride, setrimid, dan domifen bromida memiliki efek bakterisidal dan bakteriostatik terhadap bakteri Gram (+) maupun (-), jamur serta protozoa. Tetapi turunan ini tidak aktif terhadap bakteri pembentuk spora dan virus tidak beramplop. Keuntungan penggunaan QUATS: toksisitas rendah, kelarutan dalam air besar, stabil dalam larutan air, tidak berwarna dan non-korosif terhadap logam.
Nah.. jadi bagaimana sobat ternak? Golongan dan jenis desinfektan apa yang ingin peternak gunakan?? Semua mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tapi tetap pilihlah desinfektan yang baik dan aman, serta tidak toksik (beracun) pada ternak unggas maupun peternak sendiri. Semoga Bermanfaat.