Selasa, 07 Januari 2020 04:01 Podomoro Feedmill
Feses basah ? bau tidak sedap?. Pada skala besar, kejadian ini menjadi salah satu faktor akibat dari basahnya litter kandang ayam. Bukankah begitu para peternak?. Sekarang kita akan lebih mengenal tentang feces basah, penyebab dan akibatnya serta cara pencegahan/penanganannya.
Proses dan perubahan bentuk kotoran ayam
Pada dasarnya kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna. Bahan yang tidak tercerna dikeluarkan dari usus besar ke dalam kloaka, dari sini keluar tubuh sebagai feses. Feses merupakan bahan yang terdiri dari bahan pakan tidak tercerna, bakteri usus, getah pencernaan, cairan empedu, jaringan lapisan usus yang aus dan zat-zat mineral berasal dari metabolisme tubuh. Sebagian dari zat-zat yang tidak dapat diserap dan tidak tercerna dari usus halus berkumpul di dalam usus buntu dan di bagian ini terjadi sedikit penyerapan. Berkontraksinya usus buntu untuk mendorong isinya keluar ke dalam usus besar, berlangsung lebih kurang sehari.
Kotoran ayam mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Protein pada kotoran ayam merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk nitrogen inorganik lainnya.
Adanya perubahan bentuk, bau dan warna pada feses ayam merupakan indikasi adanya perubahan pada sistem pencernaan dan kesehatan ayam. Feses ayam yang normal berwarna kehijauan atau kecoklatan, solid/liat, dengan diselimuti bagian putih asam urat pada bagian atas. Dan bila feses basah ada indikasi beberapa kemungkinan seperti infeksi penyakit, adanya gangguan nutrisi atau tanda stres pada ayam. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu.
Indikasi Feses Basah
1. Stres
Feses yang encer biasanya merupakan akibat adanya heat stress (stres akibat suhu lingkungan terlalu tinggi), pada saat kondisi kandang panas kebutuhan air meningkat tajam. Apabila dalam suhu normal perbandingan kebutuhan air : pakan adalah 2 : 1, sedangkan pada kondisi panas dapat mencapai 5 : 1. Ayam secara alami akan menambah konsumsi minumnya untuk menurunkan suhu tubuh. Efek yang dapat ditimbulkan dari hal ini adalah feses menjadi lebih berair.
2. Gangguan nutrisi
Tingginya kadar protein dan garam dalam pakan dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga feses menjadi lebih basah. Kadar garam yang tinggi akan memicu peningkatan konsumsi air sehingga ayam menjadi diare. Demikian halnya dengan kadar protein yang terlalu tinggi, sisa protein yang tidak tercerna dapat menyebabkan timbunan asam urat dalam ginjal yang memicu ayam minum lebih banyak.
3. Infeksi penyakit
Infeksi penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh bakteri, virus, maupun parasit dapat menampakkan adanya gejala diare. Contoh penyakit yang dapat memunculkan gejala diare antara lain NE, colibacillosis, salmonellosis, kolera dan penyakit viral terutama yang bersifat imunosupresif seperti AI, Gumboro, IB, ND, dll. Sedangkan infeksi parasit cacing, koksidiosis, dan Leucocytozoonosis juga menyebabkan diare. Diare yang ditimbulkan dari masing-masing penyakit ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Penentuan diagnosa penyakit tertentu bukan hanya dari kondisi feses semata, namun bentuk dan karakteristik feses dapat membantu dalam meneguhkan diagnosa. Agar lebih akurat sebaiknya dilakukan pengamatan gejala klinis lain, pembedahan terutama melihat perubahan saluran pencernaan dan bila perlu uji laboratorium untuk mendukung diagnosa.
Pencegahan/Penanganannya
Dari ketiga penyebab perubahan feses tersebut, diperlukan cara yang tepat untuk mengatasinya sesuai penyebabnya. Berikut beberapa cara penanganan dari diare berdasarkan masing-masing penyebab :
1. Heat Stress: Penanganan heat stress dapat dilakukan dengan pengaturan ventilasi yang cukup pada kandang agar ayam tidak terlalu panas terutama saat cuaca terik. Pembukaan tirai sesuai angin dapat membantu menurunkan suhu dan kelembapan dalam kandang. Pemberian fan/blower juga dapat menjadi pilihan. Selain itu dapat pula ditambahkan vitamin Vita Stress untuk membantu menurunkan tingkat stres ayam.
2. Gangguan nutrisi: Berikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ayam sesuai fasenya. Bila perlu lakukan pemeriksaan kadar nutrisi pakan dan dapat dicocokkan dengan label yang tertera pada karung pakan untuk memastikan kadar zat gizinya sesuai.
3. Infeksi penyakit: Penanganan diare yang diakibatkan oleh infeksi penyakit dilakukan sesuai dengan penyakit yang menginfeksi. Untuk pemberian antibiotik, peternak bisa konsultasi dengan dokter hewan yang bertugas, biasanya kemitraan memberi fasilitas free konsultasi dengan dokter hewan.
Untuk menangani feses basah juga dapat menggunakan suplemen suplemen unggulan untuk mengeringkan dan mengurangi bau kotoran. Dapat di aplikasikan pada air minum maupun pada pakan dan jangan lupa, untuk penggunaannya sesuai dengan petunjuk dokter hewan ya...