Mengenal Infectious Bursal Disease
Infectious Bursal Disease (IBD), dikalangan peternak biasannya dikenal dengan sebutan Gumboro. Gumboro dapat menyerang ayam berumur antara 3 dan 6 minggu. Akan tetapi, selama bursa masih berfungsi maka ayam dapat terinfeksi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang berfamili Birnaviridae, virus ini bersifat sangat menular dan akut. Virus IBD yang ganas dapat menyebabkan angka mortalitas dan mordibitas yang sangat tinggi, bahkan hingga mencapai 100%. Sehingga penyakit ini berdampak ekonomis, dimana dapat merugikan para peternak, karena penyakit ini menyerang bagian organ pertahanan ayam yaitu bursa Fabricius. Serangan terhadap organ pertahanan ayam mengakibatkan efek imunosupresif, dimana lumpuhnya sistem pertahanan tubuh ayam sehingga respon tubuh terhadap vaksinasi menjadi menurun. Ayam yang terserang Infectious Bursal Disease menjadi rentan terhadap infeksi sekunder, serta mengakibatkan kegagalan vaksinasi (LUKERT dan SAIF, 2003).
Gejala Klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 2-3 hari. Gejala klinis yang ditimbulkan jika ayam terserang IBD dapat ditandai dengan gejala depresi, nafsu makan menurun, lemah, gemetar, sesak nafas, bulu berdiri dan kotor terutama pada bagian perut dan dubur. Selanjutnya ayam akan diare, feses putih seperti kapur, bahkan sampai mengalami kematian karena dehidrasi.
Perubahan Patologi pada Bentuk Klinik
1. Ginjal membengkak dan pucat
2. Perdarahan ditemukan pada otot dada dan paha
3. Dehidrasi dan otot tampak gelap
4. Isi usus bersifat mukoid
5. Bursa Fabricious membengkak hingga 3 kali lipat dari ukuran normal
6. Limpa mempesar, ditemukan bercak putih keabuan pada permukaan
7. Hati merah gelap, bahkan membengkak
Penularan
Penularan IBD dapat terjadi ketika, ayam sehat melakukan kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi IBD. Disamping itu dapat menular melalui ekskresi yang mencemari peralatan kandang, kendaraan, pakan, air, atau bahkan kotoran pada alas kandang (litter). Ulat tanah dan serangga lainnya seperti nyamuk kemungkinan dapat berperan dalam penularan.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan data penyakit, tanda klinik, perubahan pasca-mati dan histologi. Bila ayam telah divaksinasi uji serologi tidak akan bermanfaat, karena pasti hasilnya akan posotif.
Diagnosa Banding adalah penyakit penyakit yang dapat keliru dari penyakit IBD yakni, beberapa penyakit biasa karena manajemen yang buruk tapi bursa tidak bengkak, galur nefrotoksis dari bronkhitis infektiosa dan bursa tidak bengkak, penyakit lain yang membuat atrofi bengkak seperi penyakit Marek, mitotoksin, dan lain lain.
Pencegahan
Bentuk pencegahan yang utama ialah dengan mengusahakan agar bibit ayam dapat menurunkan antibodi induk sebanyak banyaknya, melakukan vaksinasi anak ayam, melakukan biosecurity pada kandang atau bahkan area luar kandang, melakukan manajemen pemeliharan yang baik.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang efektif karena penyakit ini disebabkan oleh virus, tetapi dengan manajemen yang baik sangat bermanfaat. Namun perlakuan terhadap anak ayam yang sakit dapat diberikan pengobatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara memeriksa semua tempat air minum agar semua ayam mendapat cukup air yang bersih. Serta dapat melakukan pemberian tetes 5% pada air minum selama 3 hari, gula merah 2% dicampur dengan NaHCO3 0,2% dalam air minum selama 2 hari. Penambahan vitamin, mineral dan elektrolit ke dalam air juga sangat bermanfaat dalam mencegah dehidrasi serta pemberian antibiotik dapat mencegah infeksi sekunder.
Melakukan biosecurity di area kandang dapat mengguankan TRIPLE KILL, karena mampu membunuh virus, bakteri, jamur dan protozoa. dapat digunakan untuk membersihkan peralatan kandang, alat kandang, kendaraan pengangkut ayam serta area RPH.
Pemberian One Solution juga mengefektifkan pencegahan serta pengobatan, karena mampu memperbaiki titter antibodi/kekebalan tubuh, mempercepat peyembuhan saluran pencernaan, mengaktifkan organ reproduksi pada ayam layer, anti stress, menetralisir ginjal bengkak.