Tips Jitu Menekan Reaksi Setelah Vaksinasi Gumboro
Pada kasus gumboro, mayoritas dari peternak menggunakan vaksin jenis intermediate plus. Dimana jenis vaksin ini mempunyai risiko reaksi post vaksinasi yang cukup kuat. Reaksi ini bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan broiler jika muncul berlebihan. Reaksi setelah vaksin IBD yang berlebihan biasanya dicirikan dengan ayam yang menunjukkan lemah, lesu, nafsu makan menurun, dan pertumbuhan yang terhambat.
Tips Meminimalisir Reaksi Post Vaksinasi
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan oleh peternak untuk meminimalkan kejadian reaksi setelah vaksinasi gumboro terutama pada saat 1 - 7 hari setelah vaksinasi.
1. Pastikan Bobot Badan 2 Minggu Pertama Tercapai
Untuk memaksimalkan pencapaian berat badan pada minggu pertama dapat dipengaruhi banyak hal. Misalnya kualitas DOC, manajemen pemberian pakan, pemeliharaan, dan kondisi serta perlakuan ayam di masa brooding tersebut.
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pencapaian berat badan pada 2 minggu pertama juga diikuti dengan perkembangan maksimal sistem kekebalan, sistem pencernaan, dan pernapasan yang merupakan faktor pendukung pencapaian performa. Disarankan untuk memberikan pengobatan suportif seperti pemberian multivitamin atau larutan glukosa pada saat setelah vaksinasi terutama ayam yang kondisinya kurang optimal.
2. Penggunaan Vaksin Immune Kompleks
Dengan melihat kondisi akhir-akhir ini dimana supplai DOC broiler yang belum optimal sehingga memungkinkan DOC berasal dari induk yang berbeda maka akan banyak dijumpai persentase dari titer maternal antibodi yang tinggi pada setiap angkatan ayam. Pada kondisi ini, peternak akan ada kesulitan untuk menentukan jadwal yang tepat dari vaksinasi gumboro.
Dengan adanya kemajuan teknologi, yaitu sudah tersedianya vaksin gumboro yang mempunyai immune kompleks maka problem seperti di atas bisa diminimalkan. Jeurissen et all,1998 menyebutkan bahwa kerusakan sel-sel limfosit dari bursa fabricius lebih minim pada vaksin gumboro immune kompleks dibandingkan non immune kompleks.
Hal itu diperkuat oleh Kelemen et all pada publikasi ilmiahnya tahun 2000, bahwa vaksin IBD immune kompleks tidak mempengaruhi respon kekebalan terhadap vaksin ND. Pada kondisi saat ini dengan tingginya tantangan penyakit ND di lapangan, terlihat dari masuk virus ND lapangan lebih awal di umur kurang dari 20 hari, maka penggunaan vaksin immune kompleks dihatchery (pembibitan) akan lebih menguntungkan karena booster vaksin ND bisa diberikan lebih maju pada umur 12 - 14 hari.
3. Prosedur Vaksinasi
Untuk menjamin maksimalnya aplikasi vaksin gumboro melalui air minum, kontrol prosedur sebelum vaksinasi, pada saat vaksinasi, dan sistem evaluasi (audit) setelah vaksin sangat diperlukan. Prosedur sebelum vaksinasi dilakukan 1 - 2 hari sebelum vaksin dengan melihat kondisi umum ayam, menghitung kebutuhan vaksin, serta jumlah dan kualitas air minum untuk vaksinasi.
Pada saat hari vaksinasi yang harus dilakukan adalah persiapan perlengkapan vaksinasi. Lalu setelah vaksinasi yang perlu diperhatikan adalah mengecek distribusi vaksin di setiap tempat dan sebaiknya gunakan form monitoring vaksin sebagai bahan evaluasi keberhasilan vaksinasi.
4. Maksimalkan Respon Immunitas Ayam
Untuk meminimalkan kejadian immunosuppresive maka biosekuriti yang ketat dikombinasikan dengan program vaksinasi merupakan faktor kunci untuk mengurangi penyebab efek berlebih dari vaksinasi. Terutama yang disebabkan oleh penyakit infeksius.
Peternak juga perlu melakukan upaya meminimalkan terpaparnya ayam dari mycotoxin dengan pemilihan pakan yang berkualitas dan memaksimalkan penanganan pakan di lapangan. Serta hal yang terpenting adalah menjaga kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan ayam untuk mengurangi stres. Semoga bermanfaat.