Waspadai Virus Flu Burung Di Musim Penghujan

Jumat, 16 Februari 2024 10:02 Podomoro Feedmill

Memasuki musim penghujan, menjadikan kita lebih waspada terhadap tingginya kasus penyakit di peternakan. Curah hujan dan kelembapan yang tinggi membuat suasana yang......

Memasuki musim penghujan, menjadikan kita lebih waspada terhadap tingginya kasus penyakit di peternakan. Curah hujan dan kelembapan yang tinggi membuat suasana yang nyaman untuk perkembangan bibit penyakit. Salah satu penyakit yang kerap meningkat insidensi nya di musim penghujan adalah Avian Influenza (AI) atau yang lebih familiar kita sebut dengan Flu Burung.

 

Apa Itu Avian Influenza?

 

Avian Influenza (AI) merupakan penyakit yang menyerang hampir di semua sistem organ ayam. Disebabkan oleh virus dari golongan Orthomyxoviridae. Penyakit ini menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi peternak, dikarenakan angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas) mencapai yang tinggi sehingga menyebabkan angka culling pun meningkat.

 

Angka kematian ini tentu bergantung dari program vaksinasi, kondisi dan challenge di masing-masing farm. Dari segi kualitas dan kuantitas telur juga mengalami penurunan. Ayam yang terkena AI menunjukkan perubahan warna kerabang menjadi lebih pucat. Selain itu yang tidak kalah penting dari ayam yang terinfeksi AI adalah efek imunosupresan yang menyebabkan penyakit lain menjadi mudah menginfeksi.

 

Avian Influenza menyerang berbagai jenis unggas, baik layer, broiler, itik, puyuh dan ayam kampung. Umur serangannya juga bervariasi, pada ayam broiler serangan AI dominan terjadi pada umur 3-4 minggu.

 

Penyebaran Virus AI

 

Penyebaran penyakit AI didukung oleh perubahan cuaca ekstrim yang tidak menentu. Akibatnya ayam mengalami stres dan daya tahan tubuhnya menurun, sehingga memicu munculnya berbagai penyakit unggas, termasuk AI. Masih kurangnya kesadaran peternak dalam menerapkan tindakan biosekuriti ketat, program vaksinasi yang tepat, dan monitoring titer antibodi secara rutin.

 

Kecepatan penyebaran virus AI di lingkungan sekitar disebabkan mata rantai jalur pemasaran unggas yang menjadi titik kumpulnya berbagai jenis unggas, baik dalam kondisi sehat maupun sakit yang dipasok melalui pedagang unggas. Selain itu, kurangnya kesadaran dalam penanganan bangkai unggas.

 

Gejala Klinis Avian Influenza

 

Peternak harus mewaspadai adanya viru AI karena penyakit ini sangat mematikan dan juga membuat kerugian. Berikut gejala penyakit AI yang perlu diwaspadai, antara lain :

 

1.  Jengger, pial, kelopak mata, telapak kaki dan perut yang tidak ditumbuhi bulu terlihat berwarna biru keunguan. Namun saat ini perubahan tersebut jarang sekali muncul.

2.   Adanya perdarahan pada kaki berupa bintik-bintik merah (ptekhie) atau biasa disebut kerokan kaki.

3.  Keluarnya cairan dari mata dan hidung, pembengkakan pada muka dan kepala, diare, batuk, bersin dan ngorok. 

4. Adanya gangguan syaraf, tortikolis, lumpuh dan gemetaran dan kematian terjadi dengan cepat.

5. Nafsu makan menurun, penurunan produksi telur, kerabang telur lembek.

 

 

 

Upaya Pengendalian Avian Influenza

 

Melihat beberapa kerugian yang ditimbulkan serta karakter virus AI yang bermutasi dan dari pemantauan kami perubahan tersebut terjadi secara periodik sekitar 2-3 tahun. Sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan AI.

 

Upaya yang bisa kita lakukan salah satunya adalah kombinasi sinergis antara vaksinasi dan pelaksanaan biosekuriti yang ditunjang dengan manajemen pemeliharaan yang baik. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya :

 

1. Penerapan Biosekuriti Yang Ketat

 

Penerapan biosekuriti bertujuan untuk mengurangi jumlah bibit penyakit di kandang. Model 3 zona (bersih, transisi, kotor) bisa diterapkan untuk mengamankan peternakan dari bibit penyakit dari luar. Program desinfeksi ketat dan disiplin di lingkungan farm/kandang.

 

2. Tata Laksana Vaksinasi Yang Tepat

 

Dalam pengendalian penyakit viral, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pencegahan dengan vaksinasi. Vaksinasi ini bertujuan untuk menggertak pembentukan kekebalan pada ayam, sehingga saat ada infeksi AI maasuk, tubuh telah memilihi pertahanan.

 

3. Monitoring Titer Antibody

 

Kondisi status kekebalan ayam perlu dipantau sebagai early warning melalui monitoring titer antibodi yang rutin dilakukan minimal sebulan sekali. Hasil daridata ini dapat digunakan untuk menentukan baseline titer (titer standar) di suatu lokasi peternakan.

 

4. Menekan Imunosupresan Dan Pemberian Suplemen

 

Pada dasarnya menciptakan kondisi yang nyaman untuk ayam membantu agar ayam tidak mudah terserang penyakit. Manajemen ventilasi yang kurang baik dapat meningkatkan terjadinya penyakit saluran pernapasan. Pemberian multivitamin (Solvit, Aminovit, atau Fortevit) dan premiks (Mix Plus) sebagai suplemen ransum akan meningkatkan daya tahan tubuh ayam.

 

Pengobatan Avian Influenza

 

Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan Avian Influenza. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik.


Peternak bisa memberikan ONE SOLUTION untuk memperkuat kekebalan tubuh ayam. Dapat pula diberikan pemanas tambahan pada kandang. Karena, virus AI mudah mati oleh panas, sinar matahari, dan deterjen.  Lakukan sanitasi secara berkala pada setiap kandang, peralatan pakan dan area sekitar kandang untuk meminimalisir bibit penyakit.

Semoga bermanfaat..