Efek Negatif Ammonia (Kotoran Ayam) Pada Unggas
Ammonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian asam urat pada feces (kotoran) ayam oleh bakteri tertentu di alas kandang. Faktor utama yang mempengaruhi konsentrasi ammonia di udara dalam kandang adalah kondisi litter (alas kandang / sekam) dan ventilasi udara. Kelembaban, pH dan suhu litter, mempengaruhi bakteri saat mengurai asam urat. Kurangnya ventilasi, feces yang lembek dan berceceran, tempat air minum yang terlalu penuh dan rendah posisinya merupakan penyebab utama litter menjadi basah. Jika litter tersebut jarang diganti, maka level ammonia dalam kandang akan meningkat.
Dampak Negatif Ammonia Pada Unggas
Pada konsentrasi yang tinggi, ammonia dapat menyebabkan iritasi membran mucosa saluran pernapasan, konjungtiva dan cornea mata. Kerusakan pada membran mukosa tersebut dapat menyebabkan infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh E. coli. Konsentrasi ammonia yang tinggi juga dapat menyebabkan efek negatif pada daya tahan, berat badan dan kekebalan tubuh ayam.
1. Dampak Terhadap Mucosa Mata
Gas ammonia dengan konsentrasi tertentu dapat mengiritasi mukosa mata. Ammonia akan larut dalam cairan mata dan mucus membran menghasilkan ammonium hidroxyde, yaitu komponen senyawa alkaline yang mampu mengiritasi sehingga dapat menyebabkan konjungtivitis. Ayam yang terinfeksi akan mengalami kemerahan pada matanya, bengkak, sakit dan menghindari cahaya. Pada level ammonia yang tinggi, akan menyebabkan ulcer cornea hingga kebutaan. Kebutaan ini nantinya akan berpengaruh pada ketidakseragaman yang akan berdampak pada rendahnya flock performance.
2. Dampak Terhadap Saluran Pernafasan
Indera penciuman manusia bisa mendeteksi dan merasakan bau ammonia di level 5 ppm (rendah) namun di level tersebut bisa berdampak iritasi ringan pada saluran pernafasan ayam modern baik layer maupun broiler (Michael Lacy dari Poultry Diagnostic Centre, Universitas Georgia). Di level 5 ppm, gas amonia mengakibatkan siliostasis (terhentinya gerakan silia atau bulu getar) dan desiliosis (kerusakan silia) pada permukaan saluran pernafasan ayam.
3. Dampak Terhadap Konsumsi Pakan
Tingginya kadar ammonia yang berlangsung dalam waktu lama bisa mempengaruhi beberapa fungsi fisiologis normal ayam misalnya efek sedatif (penurunan kepekaan terhadap rangsangan dari luar) pada system syaraf yang mempengaruhi palatabilitas ayam (nafsu makan) sehingga kecukupan nutrisi harian ayam berkurang yang berakibat penurunan performance ayam, misal pada layer penurunan HD dan berat telur.
4. Dampak Terhadap Kerangka dan Kualitas Telur
Menurut John Summers dari Universitas Guelph, Kanada tingginya kadar ammonia dapat mengakibatkan kondisi alkalosis pada ayam (pH cairan tubuh, termasuk cairan plasma darah lebih alkalis atau basa). Hal tersebut akan mengganggu pembentukan tulang atau kerangka ayam. Pada ayam petelur yang sedang produksi, kejadian alkalosis tentu saja akan mengurangi penyediaan zat kapur atau kalsium dalam saluran telur (oviduct). Manifestasinya adalah kerabang telur yang tipis, pucat dan telur akan mudah pecah atau retak.
Manajemen litter dan ventilasi yang baik akan mengurangi level ammonia, meningkatkan produktivitas, mengurangi terjadinya penyakit respirasi, meningkatkan kesejahteraan unggas dan memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi pekerja kandang. Semoga bermanfaat.