Senin, 07 November 2022 11:11 Podomoro Feedmill
Setiap pebisnis pasti menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya, begitu juga dengan usaha peternakan ayam petelur. Sehingga peternak selalu memperhatikan dengan baik segala bentuk perawatan kepada ayam petelur yang dipeliharanya. Namun, jika produktivitas ayam sudah terlanjur menurun, ada beberapa langkah yang bisa peternak lakukan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Cara Meningkatkan Produksi Ayam Petelur
1. Mengatur dan Meningkatkan Pencahayaan Kandang
Pencahayaan yang baik akan menstimulasi hipotalamus pada ayam yang akan masuk ke kelenjar hipofisa, tiroid, dan paratiroid pada tubuh ayam. Kelenjar-kelenjar ini yang akan menghasilkan hormon dalam tubuh ayam, diantaranya adalah folicle stimulating hormone dan luteinizing hormone. Folicle stimulating hormone memiliki fungsi untuk mematangkan sel telur pada ovarium ayam, dan luteinizing hormone berfungsi untuk mendorong proses ovulasi.
Masa layer (>18 minggu-afkir), cahaya diberikan maksimal 16 jam dengan intensitas 10-20 lux. Penambahan lama pencahayaan harus segara dilakukan saat ayam pertama kali bertelur, penambahan berikutnya dilakukan secara bertahap (bertambah ½ jam setiap minggunya terhitung sejak pertama kali bertelur hingga mencapai 16 jam). Hal penting lainnya yaitu jangan mengurangi lama pencahayaan saat ayam berproduksi, terlebih saat masa kritis (umur 18-25 minggu).
2. Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ransum dan Air Minum Ayam
Selain ransum, kebutuhan air minum juga harus terpenuhi baik dari kuantitas (adlibitum) maupun kualitas. Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam di setiap periode pemeliharaannya, terutama kandungan protein, asam amino, energi, kalsium, fosfor, serta multivitamin. Agar peternak tidak kesusahan mencampur kandungan tersebut, sebaiknya peternak memberikan premiks ayam petelur. Bertujuan untuk menambah produksi dan berat telur, serta untuk meningkatkan kualitas ransum yang kurang baik.
3. Memperhatikan Pemberian Ransum Ayam Petelur
Ransum disediakan dalam kondisi segar dan sering dibolak-balik. Tindakan ini akan merangsang ayam mengonsumsi ransum dan mengurangi jumlah ransum terbuang. Hindari mengganti ransum dalam waktu singkat. Pola pergantian ransum dapat dilakukan dengan perbandingan antara ransum lama dengan ransum baru berturut-turut 75%:25%, 50%:50%, 25%:75% dan terakhir adalah 100% ransum baru.
Waktu pemberian ransum sebaiknya sebelum suhu lingkungan tinggi (saat siang hari dan matahari ada di sekitar puncak orbitnya). Waktu pemberian ransum juga harus disiplin, jika sering dilakukan jam 07.00 maka harus diberikan jam 07.00. Jangan mengurangi jumlah pakan saat bertelur, terutama saat awal sampai puncak produksi.
4. Program Vaksinasi dan Penerapan Biosekuriti
Seperti yang peternak ketahui, penyakit pada ayam akan berdampak secara langsung pada produktivitas ayam itu sendiri. Maka perlu dilakukan tindakan pencegahan penyakit, salah satunya adalah dengan pemberian vaksin pada ayam, baik sebelum bertelur maupun setelah masa produksi dan penerapan desinfeksi dan kebersihan kandang.
Terkait dengan program kesehatan, idealnya program vaksinasi seperti ND, EDS, IB, AI dan korisa sudah dilakukan selambatnya 2 minggu sebelum awal produksi. Sehingga saat memasuki masa kritis sudah tidak ada jadwal vaksinasi. Vaksinasi kembali diberikan setelah puncak produksi dan harus dilakukan dengan hati-hati.
5. Menghindari Terjadinya Stres Pada Ayam
Salah satu hal dalam menghindari stres pada ayam adalah menciptakan suasana kandang yang nyaman. Bangun kandang dengan sistem sirkulasi yang baik, pilih atap kandang yang mampu mereduksi panas atau gunakan sistem atap monitor. Jika cuaca panas terjadi, pemberian hujan buatan atau penambahan blower dapat dilakukan.
Selain beberapa poin di atas, peternak juga harus mengetahui bahwa salah satu kunci keberhasilan usaha peternakan ayam petelur terletak pada manajemen pemeliharaan yang baik. Semoga bermanfaat.