Malaria Like Disease (Leucocytozoon sp.)
Penyakit protozoa darah (Leucocytozoonosis) dikenal dengan malaria like disease, protozoa ini hidup di dalam sel darah putih. Leucocytozoon sp. yang menyerang ayam ada 2, yaitu L.caulleryi dan L.sabrezi. Lalat penggigit seperti Simulium sp. dan Culicoides sp. berperan sebagai vektor atau pembawa penyakit ini. Secara umum leucocytozoonosis bisa menyerang ayam pedaging maupun ayam petelur.
Gejala Klinis
Serangan Leucocytozoon sp. ternyata dapat terjadi tanpa disertai gejala klinis maupun disertai gejala klinis. Gejala klinis yang dapat ditemukan adalah feses berwarna hijau, depresi, hilang nafsu makan, muntah darah serta kelumpuhan yang diikuti dengan kematian. Sedangkan serangan penyakit ini yang tidak menunjukkan gejala klinis yakni ditandai dengan adanya:
- Penurunan produksi telur dan penurunan berat badan.
- Jengger ayam pucat dan ayam susah bernafas.
- Feces berwarna hijau dan ada gumpalan putih.
Perubahan Bedah Bangkai
- Ditemukan bintik atau bercak perdarahan di hampir seluruh organ dalam tubuh ayam, seperti hati, paru-paru, limpa, thimus, ginjal, pankreas, usus, proventrikulus, otak, otot paha dan otot paha
- Pendarahan pada sebagian besar organ tubuh kadang juga sering terjadi
- Bercak pendarahan pada bagian perut, otot, dan kulit, dimana akibat terpecahnya pembuluh darah.
- Bintik bintik perdarahan, seperti bekas digigit pada otot paha.
- Adanya darah yang menjendal di dalam rongga darah.
- Peradangan pada proventrikulus dan isi ventrikulus bercampur darah. Inilah yang membuat ayam muntah darah.
- Peradangan pada paru-paru sehingga terjadi pneumonia sampai paru-paru berdarah. Hal inilah yang membuat ayam sulit bernapas.
Diagnosa
Leucocytozoonosis dapat terdiagnosa dengan melihat gejala klinis yang muncul, pengamatan, melakukan pemeriksaan ulas darah tipis, histopatologi (ditemukan skizon), dan pemeriksaan serologis.
Diagnosa Banding
Serangan penyakit Leucocytozoonosis memiliki kemiripan dengan beberapa penyakit, seperti Gumboro, infectious laryngotracheitis (ILT) dan Newcastle disease (ND).
Pencegahan Leucocytozoonosis
Upaya pencegahan yang optimal tentu akan menekan kasus dan kerugian akibat leucocytozoonosis. Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan antara lain :
- Hindari adanya genangan air di sekitar kandang. Pastikan tidak ada lubang yang dapat menampung air di sekeliling kandang. Pastikan selokan bersih dan dapat mengalirkan air secara lancer.
- Hilangkan semak belukar atau rumput dan tanaman yang tidak berguna yang terdapat di sekitar kandang karena bisa menjadi tempat atau sarang nyamuk dan lalat(vektor leucocytozoon sp.)
- Perhatikan barang-barang yang dapat menampung air sehingga menjadi sarang dan tempat berkembang biaknya nyamuk dan lalat. Buang atau hilangkan barang-barang tersebut dari lingkungan kendang.
- Bersihkan dan sanitasi kandang secara rutin
- Jika perlu lakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida untuk membasmi nyamuk dan lalat.
- Lakukan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui adanya sporozoit dari Leucocytozoon sp.
Pengobatan
Pengobatan yang dapat dilakukan yakni pemberian antibiotik yang dapat menekan pertumbuhan schizont. Antibotik yang dapat digunakan yakni Sulfonamid yang dikombinasi dengan vitamin A dan K3, serta dapat menggunakan kombinasi antara Sulfonamid dan diaminopirimidin. Leucocytozoonosis juga dapat dilakukan dengan memberika pyrimethamine (dosis 1 ppm), sulfadimethoxine (dosis 10 ppm), Pemberian clopidol (dosis 125 ppm) diketahui efektif untuk pencegahan. Pemberian dosis obat untuk pencegahan dan pengobatan mengikuti petunjuk pada leaflet atau kemasan obat.
Malaria like (leucocytozoonosis) merupakan penyakit parasit darah mampu menurunkan produktivitas ayam. Memahami tentang gejala klinis dan perubahan patologi anatomi akan mempermudah kita dalam penanganannya. Pemantapan diagnosa melalui uji laboratorium juga diperlukan terlebih lagi gejala klinis dan patologi anatominya mirip dengan beberapa penyakit. Saat diagnosa telah termantapkan, langkah penanganannya pun menjadi semakin terarah dan efektif.