Jangan Sampai Tertipu, Berikut Ciri Pullet Berkualitas
Pemahaman mengenai pullet perlu dipahami oleh peternak, sebelum terjun untuk memulai bisnis ayam petelur. Sering dijumpai peternak pemula yang kecolongan akan kualitas pullet yang buruk. Hasilnya berujung pada produktifitas ayam yang tidak sebanding. Berikut cara untuk mengetahui ciri pullet yang berkualitas baik.
Mengamati Tampilan Fisik Pullet
Melihat tampilan fisik merupakan cara yang paling mudah untuk mengetahui kualitas pullet. Tampilan fisik dapat dilihat melalui kepala/muka, jengger/pial, mata, tulang pubis, perut, kloaka (dubur), kulit, badan, bulu, dan kaki. Berikut penjelasannya:
1. Ciri kepala dan muka petelur yang baik terlihat halus, lebar, merah dan cerah. Sedangkan ciri petelur yang buruk terlihat kasar, kecil, dan pucat.
2. Ciri jengger dan pial petelur yang baik terlihat halus, lembab, lebih lebar dan merah. Sedangkan ciri petelur yang buruk terlihat pucat, keriput (kering), tebal seperti ayam pejantan, mengecil dan kasar.
3. Ciri mata pada petelur yang baik terlihat bercahaya dan cerah, sedangkan petelur yang buruk terlihat malas dan sayu.
4. Ciri tulang pubis (supit udang) pada petelur yang baik terlihat kecil, kenyal, elastis, dan berjauhan (kurang lebih berjarak 3 jari). Sedangkan petelur yang buruk terlihat besar, kaku, dan terletak berdekatan.
5. Ciri perut pada petelur yang baik terlihat halus, penuh, dan elastis. Sedangkan ciri petelur yang buruk terlihat keras, berlemak dan kontraksi (mengkerut).
6. Ciri kloaka/dubur yang baik terlihat lebar, basah dan pucat, sedangkan petelur yang buruk terlihat kecil, kering, keriput dan kontraksi.
7. Kulit petelur yang baik terlihat tipis, halus dan longgar, sedangkan petelur yang buruk terlihat tebal, melekat pada tubuh, dan di bawah kulit berlemak.
8. Badan petelur yang baik terlihat lebar dan dalam, sedangkan petelur yang buruk terlihat sempit.
9. Bulu petelur yang baik terlihat lengkap, padat dan mengkilap, beda dengan petelur yang buruk terlihat gugur (rontok) dan suram.
10. Kaki petelur yang baik terlihat panjang, cerah dan kokoh, sedangkan petelur yang buruk terlihat kecil dan pucat.
Bobot Badan Standar Pullet
Selain tampilan fisik, bobot/berat badan ayam petelur sebagian besar haruslah sama yaitu sesuai dengan standar. Berat badan ayam petelur dikatakan sesuai standar jika mencapai + 10% dari target berat badan dari standar panduan pemeliharaan tiap strainnya. Sebagai contoh, target berat badan ayam petelur umur 12 minggu ialah 1.076 gram sehingga berat badan dikatakan standar bila minimal 968 gram dan maksimal 1.184 gram (Hyline Manual Guide, 2016). Namun, berat badan yang terlalu gemuk akan menimbulkan adanya timbunan lemak di daerah perut (abdomen). Akibatnya saat terjadi kontraksi saluran telur relatif sulit kembali ke posisi semula atau ada sebagian saluran telur yang berada di luar. Kondisi ini yang akan memicu munculnya kasus prolapsus.
Kerangka Tubuh Pullet
Ukuran kerangka tubuh yang optimal sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas telur. Saat proses pembentukan telur, kalsium pada kerangka tubuh akan diambil untuk dideposisikan (pembentukan kumpulan materi) pada kerabang telur. Setelah selesai, kerangka ini akan di re-formulasi (dibentuk kembali) dengan suplai kalsium dan fosfor dari ransum. Kerangka tubuh yang kecil akan mensuplai kalsium dalam jumlah kecil. Kondisi ini akan mengakibatkan ukuran telur menjadi relatif kecil. Normal atau tidaknya ukuran kerangka (frame size) bisa diketahui dari panjang shank (tulang kering). Pada umur 16-18 minggu, ayam layer biasanya memiliki panjang shank 10,4 cm dan ukurannya akan tetap sama hingga ayam berumur tua.
Keseragam Pullet (Uniformity)
Keseragaman pullet tidak hanya pada bobot badan yang ditimbang secara rutin, namun juga pada ukuran kerangka tubuh. Keseragaman berfungsi untuk memudahkan peternak dalam mengamati perkembangan performa ayam dan menentukan jumlah pakan ransum. Tingkat keseragaman tidak boleh kurang dari 85%. Pastikan keseragaman pullet dalam hal program vaksinasi juga sudah dibuktikan dengan surat atau bukti hasil vaksinasi. Selain itu, dewasa kelamin juga perlu dicapai karena akan sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas telur. Pullet harus sudah dipotong paruh rata atas bawah, fungsi untuk mengurangi tingkat kanibalisme dan menjaga kestabilan FI (feed intake) pada masa produksi.
Semoga bermanfaat.